TEMPO.CO, Jakarta - Layanan pos Amerika Serikat pada Jumat, 28 Mei 2021 mengutarakan rencana untuk menaikkan harga prangko untuk pengiriman kilat, dari 55 cent menjadi 58 cent. Kenaikan harga prangko kilat tersebut untuk menyeimbangkan dengan anjloknya revenue karena volume orang yang berkirim surat, turun.
Dalam 10 tahun terakhir, volume orang yang berkirim surat turun sampai 28 persen. Angka ini akan terus mengalami penurunan.
Untuk harga kartu pos, surat-surat internasional dan layanan pos lainnya, juga akan mengalami kenaikan harga terhitung mulai 29 Agustus 2021.
Kenaikan harga tersebut juga menyusul rencana restrukturisasi yang akan mengatasi lambannya pengiriman surat dan merampingkan badan pos tersebut. Layanan pos Amerika Serikat dalam setahun terakhir terseok-seok dengan layanan pengiriman yang tidak konsisten dan melonjaknya volume pengiriman paket sehingga membuat sistem pemprosesannya macet.
Kepala U.S. Postal Service Louis DeJoy sebelumnya pada Maret 2021 lalu pernah mengatakan layanan pengiriman paket mungkin akan lebih lama karena jam kerja kantor pos lebih pendek dan staf yang diperkerjakan pun lebih sedikit. Sejak Juli 2020, skor layanan pengiriman tepat waktu belum mencapai 90 persen.
Pada Jumat, 28 Mei 2021, U.S. Postal Service benar-benar mengumumkan PHK pada pegawai di tingkat manajemen. Juru bicara U.S. Postal Service belum bisa membocorkan berapa banyak pekerja yang di-PHK.
Sejumlah ahli waswas kenaikan harga layanan pos dan PHK bisa menggagalkan kesepakatan di tingkat Kongres untuk mereformasi keuangan U.S. Postal Service dan membebaskannya dari pembayaran tahunan USD 5 miliar (Rp 71 triliun) untuk perawatan kesehatan para pensiunan U.S. Postal Service. Undang-undang reformasi layanan pos Amerika Serikat didukung oleh kelompok bipartisan, namun politikus Partai Demokrat dan Partai Republik waswas dengan naiknya layanan pengiriman surat.
Baca juga: HUT RI ke-75, Kominfo Luncurkan Prangko Seri Jokowi dan Ma'ruf Amin
Sumber: Reuters | washingtonpost.com