TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pihaknya siap membantu Presiden Belarus Alexander Lukashenko untuk menghadapi tekanan Barat. Hal itu berkaitan dengan insiden pembajakan pesawat Ryanair oleh Belarus di man jurnalis oposisi juga mereka tangkap.
"Mereka pernah memaksa pesawat Presiden Bolivia mendarat dan tidak ada keributan apapun, senyap," ujar Putin, menyinggung insiden penurunan paksa pesawat Evo Morales di Austria oleh Amerika pada 2013. Saat itu, Amerika tengah memburu pembocor laporan Intelijen mereka, Edward Snowden.
Menurut Putin, reaksi negara-negara Barat terkait insiden pembajakan pesawat Ryanair adalah reaksi emosional jika tidak ingin dikatakan reaksi yang berlebihan. Itulah kenapa Putin menyakini Administrasi Presiden Belarus Alexander Lukashenko tidak melakukan kesalahan dalam peristiwa Ryanair.
Alexander Lukashenko mengapresiasi tawaran Putin ketika bertemu dengannya di Sochi pada Jumat kemarin, 29 Mei 2021. Ia berkata, selalu ada saja negara yang mencoba mengganggu pemerintahan Belarus dan Rusia.
Perihal insiden Ryanair, Lukashenko mengatakan bahwa dirinya telah memberikan sejumlah dokumen pembelaan ke Putin. Harapannya, hal itu memberikan gambaran jelas pada Putin, selaku sekutu utamanya, soal apa yang terjadi pada insiden Ryanair.
Alexander Lukashenko terlihat memegang senapan serbu saat pantau demonstrasi di ibu kota Minsk, Belarusia, 23 Agustus 2020.[Belta]
Insiden pembajakan Ryanair terjadi pada Ahad pekan lalu ketika Pemerintah Belarus mengerahkan jet tempur untuk memaksa turun pesawat yang membawa jurnalis oposisi Roman Protasevich dan kekasihnya ke Lithuania. Pemerintah Belarus menggunakan alasan bom di pesawat untuk memaksa pilot Ryanair mendaratkan pesawat di Minsk.
Protasevich bersama kekasihnya langsung ditangkap begitu pesawat mendarat di Minsk. Protasevich sendiri dikabarkan sudah panik ketika mendapati jet tempur MIG-29 tiba-tiba muncul di dekat pesawat yang ia tumpangi. Di momen itu, Protasevich menyadari dirinya akan ditahan, paling buruk dihukum mati, atas perlawanannya terhadap Pemerintah Belarus.
Per berita ini ditulis, Protasevich masih dalam tahanan Belarus, Sempat beredar video ia membuat pengakuan telah mengorganisir unjuk rasa melawan Pemerintah Belarus. Jika pengakuannya benar, maka Protasevich terancam dihukum penjara 15 tahun.
Di saat bersamaan, Uni Eropa dan Amerika mulai menyiapkan sanksi untuk Belarus. Uni Eropa dikabarkan hendak menyasar sektor-sektor bisnis yang menyokong Pemerintah Belarus. Sementara itu, Amerika menyasar pejabat-pejabat Belarus yang terlibat dalam insiden pembajakan pesawat Ryanair.
Baca juga: Amerika Siapkan Sanksi untuk Belarus Terkait Pembajakan Pesawat
ISTMAN MP | REUTERS