TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah otoritas di Brasil memperingatkan Negeri Samba tersebut di proyeksi akan menghadapi musim kering terburuk dalam 91 tahun terakhir. Kekeringan atau kemarau dikhawatirkan bisa berdampak pada penjatahan energi, berdampak pada pembangkit listrk tenaga air, pertanian dan meningkatkan risiko kebakaran di hutan Amazon.
Pada Kamis malam, 27 Mei 2021, Electricity Sector Monitoring Committee (CMSE) merekomendasikan agar Badan Regulator Air di Brasil atau ANA mau mengakui adanya kelangkaan air setelah kemarau panjang melanda wilayah tengah dan selatan Brasil di sepanjang lembah sungai Parana.
Ilustrasi kekeringan. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Sedangkan Kementerian Pertanian Brasil untuk pertama kali menerbitkan peringatan waspada kemarau pada Juni sampai September 2021. Curah hujan akan sangat jarang di lima negara bagian di Brasil selama periode itu.
Kurangnya curah hujan di hampir penjuru Brasil akan berdampak buruk pada pertanian, peternakan dan pembangkit listrik mengingat Brasil cukup bergantung pada bendungan-bendungan air untuk pasokan listriknya. Ilmuwan mengatakan kemarau juga bisa memancing terjadinya musibah kebakaran di hutan Amazon, Brasil dan lahan basah Pantanal.
Menurut CMSE, dengan berkurangnya curah hujan maka penting untuk melonggarkan aturan pada sejumlah pembangkit listrik tenaga air agar bisa menyimpan stok energi lebih besar di kawasan-kawasan tertentu. Untuk mewujudkan hal ini, dibutuhkan perundingan antar politikus, ADAN dan badan perlindungan lingkungan di Brasil Ibama.
“Penjatahan energi tidak direncanakan, namun jika tidak ada relaksasi aturan maka tidak ada cara lain,” kata sumber yang faham dengan permasalahan ini.
Sebelumnya pada Jumat kemarin, 28 Mei 2021, Kementerian Pertambangan dan Energi mengatakan sedang mengupayakan memperluas suplai energi di Brasil. Hanya saja, mereka mengesampingkan sebuah proses darurat yang membutuhkan kapasitas baru.
Baca juga: BMKG Ingatkan Potensi Defisit Air Bersih di Jawa Barat saat Musim Kemarau
Sumber: Reuters