TEMPO.CO, Jakarta - Bashar al Assad, 55 tahun, untuk keempat kalinya memenangkan pemilu presiden Suriah. Pada pemilu Rabu, 26 Mei 2021, Assad mendapatkan 95 persen suara.
Dalam pemilu tersebut, Assad melawan mantan Wakil Kepala Kabinet Abdallah Saloum Abdallah, dan Mahmoud Ahmed Marei Ketua sebuah partai oposisi kecil di Suriah. Dengan kemenangan tersebut, maka Assad akan berkuasa tujuh tahun lagi di Suriah.
Para pendukung merayakan kemenangan Bashar al-Assad, di Damaskus, Suriah, 27 Mei 2021. Assad telah terpilih kembali untuk masa jabatan tujuh tahun dengan perolehan 95,1persen suara. REUTERS/Omar Sanadiki
Presiden Assad, yang mengendalikan sekitar 70 persen wilayah kekuasaannya, saat ini dihadapkan pada tantangan perekonomian yang menurun. Suriah dikenai beberapa sanksi dari Amerika Serikat, sedangkan negara tetangganya Lebanon menghadapi kelumpuhan keuangan.
Pandemi Covid-19 telah berdampak pada remittance dari warga negara Suriah yang tinggal di luar negeri. Rusia dan Iran, sekutu Suriah, tidak mampu memberikan cukup bantuan sehingga itu berarti prospek pemulihan ekonomi tampaknya sangat buruk.
Assad adalah putra ketiga dari mantan Presiden Suriah Hafiz al-Assad. Dia menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ibu Kota Damaskus, lalu melanjutkan ke Universitas Damaskus fakultas kedokteran.
Dia lulus sebagai dokter spesialis mata pada 1988. Assad mengawali karir dokternya dengan bekerja sebagai dokter tentara di sebuah rumah sakit militer di Damaskus.
Pada 1992, Assad pindah ke London, Inggris untuk melanjutkan sekolah. Hidup tak selalu mulus bagi Assad, pada 1994 abang tertuanya Basil tewas dalam sebuah kecelakaan. Basil sebelum meninggal telah ditunjuk untuk kelak meneruskan kekuasaan ayahnya sebagai orang nomor satu di Suriah.
Kendati tidak punya latar-belakang militer dan pengalaman politik, Assad kembali ke Suriah. Untuk mendukung posisinya di militer dan Badan Intelijen Suriah, Assad dilatih di sebuah akademi militer hingga akhirnya mendapatkan pangkat kolonel di pasukan elit Republikan.
Presiden Bashar al-Assad berbincang dengan para tentara Suriah di sela waktu berbuka puasa di desa Marj al-Sultan, Damaskus, Suriah, 26 Juni 2016. Bashar menyantap makanan buka puasa di Pangakalan Udara Marj As-Sultan. SANA/Handout via REUTERS
Hafiz lalu berusaha menciptakan citra positif pada sosok putranya tersebut di mata publik. Assad lalu ditempatkan untuk menduduki Kepala Anti-Korupsi. Selama masa jabatannya itu, Assad mencopot sejumlah pejabat, namun dia mengabaikan urusan-urusan yang terkait rezim ayahnya.
Assad lalu dipercaya lagi untuk duduk sebagai Kepala Syrian Computer Society. Assad menjadi orang nomor satu di Suriah ketika ayahnya meninggal pada 10 Juni 2000.
Beberapa jam setelah kematian Hafiz, Badan Legislatif Nasional Suriah menyetujui usia minimal seorang presiden Suriah dari 40 tahun menjadi 34 tahun. Batasan tersebut adalah usia Assad ketika itu.
Pada 18 Juni 2000, Assad ditunjuk menjadi Sekjen Partai Ba’th dan hanya berselang dua hari kemudian Partai Ba’th menominasikan Assad sebagai kandidat Presiden Suriah yang baru. Badan Legislatif Nasional Suriah menyetujui pencalonan tersebut. Maka pada 10 Juli 2000, tanpa lawan, Assad sah sebagai Presiden Suriah untuk masa jabatan tujuh tahun ke depan.
Baca juga: Presiden Suriah Bashar al Assad dan Istrinya Sembuh dari Covid-19
Sumber: britannica.com