TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Cina di Amerika merespon langkah Presiden Joe Biden yang meminta laporan investigasi asal virus Corona (COVID-19) ditindaklanjuti lagi, terutama indikasi virus berasal dari Cina. Menurut kedutaan, hal itu menunjukkan adanya langkah politis dan manipulasi untuk kemudian menyalahkan pihak tertentu perihal pandemi COVID-19.
"Politisasi investigasi asal usul COVID-19, atas nama sains, hanya akan memperumit pencarian asal-usul virus tersebut. Apa yang didapat justru 'virus politis' yang berdampak pada kerjasama internasional," ujar Kedutaan Besar Cina di Amerika pada pernyataan persnya, Kamis, 27 Mei 2021.
Meski menuding adanya politisasi terhadap investigasi asal usul COVID-19, Kedutaan Besar Cina menegaskan bahwa mereka tidak mempermasalahkan investigasi itu sendiri. Menurut mereka, investigasi memang perlu ada untuk mengetahui dari mana virus berasal.
Adapun Cina meminta investigasi tidak terbatas pada satu negara saja. Mereka berkata, investigasi harus bersifat kompresif, memeriksa kasus-kasus awal COVID-19 serta pangkalan-pangkalan tersembunyi atau laboratorium biologis di seluruh dunia.
"Studi dan investigasi tersebut harus menyeluruh, transparan, dan mengacu pada bukti untuk mendapatkan inti permasalahannya," ujar Kedutaan Besar Cina yang berkali-kali menyakini investigasi asal-usul COVID-19 bernada politis dan upaya untuk menyudutkannya.
Presiden AS Joe Biden berbicara tentang sektor lapangan pekerjaan dan ekonomi di Gedung Putih di Washington, AS, 7 April 2021. [REUTERS / Kevin Lamarque]
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joe Biden mengatakan bahwa agensi-agensi intelijen Amerika terpecah soal investigasi asal-usul COVID-19. Agensi-agensi tersebut, kata ia, ada yang menyakini virus berasal dari kontak manusia dan hewan, ada juga yang menyakini berasal dari kebocoran laboratorium.
Atas hal itu, Joe Biden meminta agensi-agensi intelijen Amerika untuk meningkatkan penyelidikannya soal asal-usul COVID-19. Di saat bersamaan, WHO mulai membahas kemungkinan investigasi kedua ke Cina. Sebab, para pakar WHO mengeluhkan soal dibatasinya akses selama penyelidikan oleh Cina. Mereka menganggap apa yang mereka lakukan lebih seperti audit laporan Cina dibanding investigasi.
Peneliti kesehatan global dari Dewan Hubungan Luar Negeri Washington, Yanzhong Huang, menyebut minimnya keterbukaan Cina adalah pemicu teori lab bocor muncul kembali. "Investigasi membutuhkan transparansi dan keterbukaan untuk mendapatkan hasil yang bisa dipercaya," ujarnya soal investigasi asal usul COVID-19.
Baca juga: Joe Biden Perintahkan Intelijen AS Selidiki Asal-Usul Virus Corona
ISTMAN MP | REUTERS