TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika, Antony Blinken, menyatakan negeri Paman Sam dan Mesir akan bekerjsama untuk memastikan gencatan senjata Palestina - Israel dipatuhi. Harapan mereka, hal itu bisa membantu upaya damai berkelanjutan antara kedua negara bisa dicapai.
Sebagaimana diketahui, Palestina dan Israel sempat bertempur selama 11 hari mulai 10 Mei 2021. Pertempuran dipicu rencana Israel menggusur warga Palestina di Sheikh Jarrah dan penyerangan warga di Masjid Al-Aqsa. Pertempuran yang menewaskan ratusan orang tersebut, terutama warga Gaza, baru usai setelah serangkaian upaya mediasi yang melibatkan Mesir.
"Apa yang kami punya di Mesir adalah kerjasama yang nyata dan efektif untuk merespon peristiwa kekerasan dan mengakhirinya dengan relatif cepat," ujar Blinken usai menemui Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry, dan Kepala Intelijen Abbas Kamel, Rabu, 26 Mei 2021.
Blinken melanjutkan bahwa Mesir memegang peran vital dalam memediasi Palestina dan Israel dalam pertempuran keduanya beberapa hari lalu. Menurut Blinken, Mesir bisa menyakinkan kedua negara untuk hidup berdampingan dan sama-sama merasakan keamanan, kenyamanan, kebebasan, serta kesempatan yang sama.
Seorang bocah melihat seorang pria memangkas rambut di antara reruntuhan bangunan di Gaza, 25 Mei 2021. REUTERS/Mohammed Salem
Al-Sisi mengamini kata Blinken. Ia berkata, komunikasi dengan Israel dan Palestina harus dijaga untuk memastikan gencatan senjata bisa dan damai bisa berumur panjang. Selain itu, kata Al-Sisi, Washington perlu ikut terlibat untuk memperkuat upaya yang ada.
Sisi tidak menjelaskan lebih lanjut perihal sejauh apa peran Amerika ke depannya. Amerika sempat dikritik karena menganggap serangan Israel ke Palestina sebagai "pertahanan diri". Selain itu, hubungan yang dekat antara Amerika dan Israel juga membuat negara pimpinan Netanyahu itu unggul secara persenjataan.
Sebelumnya, Amerika memastikan bahwa mereka akan terlibat dalam upaya restorasi Gaza yang rusak akibat pertempuran Palestina - Israel. Nilai bantuan pasca bencana sebesar US$5,5 juta dan bantuan via PBB sebesar US$33 juta. Adapun bantuan tidak akan disampaikan via Hamas, kelompok yang mengendalikan Gaza, karena takut disalahgunakan.
Hamas mengapresiasi langkah Amerika dan komunitas internasional lainnya untuk membangun kembali Gaza yang rusak parah. Mereka berjanji akan memudahkan penyaluran bantuan dan memastikan segala proses berlangsung transparan agar tidak ada kecurigaan bantuan dipakai untuk persenjataan.
Baca juga: WhatsApp Diduga Blokir 100 Akun Jurnalis Palestina
ISTMAN MP | REUTERS