TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan Malaysia memecat Kepala Prasarana Malaysia yang merupakan operator transportasi publik di negeri jiran itu. Penyebabnya, pejabat tersebut membuat candaan soal kecelakaan LRT yang terjadi pada Senin kemarin.
"Kontrak pejabat bersangkutan telah diakhiri, efektif saat ini juga," ujar Menteri Keuangan Malaysia, Tengku Zafrul Abdul Aziz, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 26 Mei 2021.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua kereta LRT Malaysia bertabrakan pada Senin kemarin ketika tengah melintas di jalur bawah tanah KLCC. Tidak ada yang tewas pada kecelakaan tersebut, namun 213 penumpang mengalami cedera. Sebanyak 64 di antaranya dalam kondisi serius sehingga harus dirawat di rumah sakit.
Hasil investigasi sejauh ini menyatakan kecelakaan disebabkan kelalaian masinis yang salah mengambil jalur. Kereta LRT TR40 yang seharusnya mengambil jalur selatan menuju stasiun Dang Wangi malah mengambil jalur ke utara. Dalam perjalanannya, kereta yang tidak membawa penumpang itu menghantam kereta LRT TR81 yang datang dari jalur sebaliknya.
Sehari setelah kecelakaan, Kepala Prasarana Malaysia, Tajuddin Abdul Rahman, menggelar jumpa pers soal peristiwa tersebut. Di sela-sela jumpa pers, ia membuat candaan yang mengatakan kedua kereta LRT, TR40 dan TR81, celaka karena "berciuman".
"Normal...dua kereta yang sedang jalan bareng. Mereka mencium satu sama lain," ujar Tajuddin yang dikabarkan tertawa ketika mengucapkan candaannya itu.
Candaan Tajuddin langsung direspon keras oleh netizen. Menurut mereka, Tajuddin telah bersikap tidak sensitif terhadap keluarga korban. Kritik itu berlanjut ke petisi online yang memintanya didepak dari Prasarana Malaysia.
Per berita ini ditulis, Tajuddin yang juga anggota parlemen itu enggan berkomentar. Di saat bersamaan, investigasi kecelakaan kereta Malaysia terparah dalam 23 tahun terakhir itu masih berlanjut.
Baca juga: Kecelakaan LRT Malaysia Akibat Masinis Salah Ambil Jalur
ISTMAN MP | REUTERS