TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Oposisi Belarus, Svetlana Tikhanouskaya, mengklaim jurnalis yang diculik oleh administrasi Presiden Alexander Lukashenko, Roman Protasevich, telah disiksa. Dikutip dari kantor berita Reuters, Tikhanouskaya mengatakan hal tersebut terlihat dari video pengakuan Protasevich yang terbit sehari setelah penculikan.
Beberapa jam yang lalu beredar video Protasevich membuat pengakuan bahwa dirinya lah yang mengorganisir unjuk rasa anti-pemerintah Belarus selama ini. Adapun selama ini Protovasevich dikenal sebagai jurnalis yang vokal mengkritik rezim puluhan tahun Alexander Lukashenko.
"Di video Ia (Protasevich) mengatakan dirinya diperlakukan dengan baik. Namun, terlihat sekali bahwa dirinya dihajar dan ditekan. Saya yakin dia disiksa dan ia diperlakukan sebagai sandera," ujar Svetlana Tikhanouskaya dalam jumpa pers di tempat persembunyiannya, Vilnius, Lithuania, Selasa, 25 Mei 2021.
Svetlana Tikhanouskaya melanjutkan bahwa dirinya belum tahu di mana Protasevich berada sekarang. Namun, dirinya akan menindaklanjuti segala informasi yang ada sembari mendesak Protasevich dibebaskan.
Pemerintah Belarus belum menanggapi soal tudingan yang dilayangkan oleh Svetlana Tikhanouskaya. Namun, selama ini, mereka selalu mengklaim tidak pernah menyiksa para aktivis oposisi yang mereka tangkap atau asingkan karena mengorganisir gerakan melawan pemerintah.
Svetlana Tikhanouskaya. Reuters
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Belarus mengerahkan jet tempur untuk memaksa turun pesawat Ryanair yang membawa Protasevich dan kekasihnya pada Ahad kemarin. Menurut laporan Reuters, pilot Ryanair menuruti paksaan tersebut dan kemudian mendaratkan pesawat tujuan Athena - Lithuania itu di Minsk, Belarus.
Protasevich bersama kekasihnya langsung ditangkap begitu pesawat mendarat. Protasevich sendiri sudah panik ketika mendapati jet tempur MIG-29 tiba-tiba muncul di dekat pesawat yang ia tumpangi. Di momen itu, Protasevich menyadari dirinya akan ditahan, paling buruk dihukum mati, atas perlawanannya terhadap administrasi Presiden Alexander Lukashenko.
Media milik Pemerintah Belarus menyatakan Alexander Lukashenko langsung lah yang meminta angkatan udaranya mencegat penerbangan Ryanair. Klaim Pemerintah Belarus, pencegatan dilakukan untuk merespon ancaman bom di pesawat itu meski realitanya untuk menangkap Protasevich.
Oleh berbagai pihak, aksi Lukashenko dikecam. Ia dianggap telah melanggar hukum penerbangan internasional. Berbagai negara mulai melarang maskapai penerbangannya melintas di atas zona penerbangan Belarus. Sementara itu, di Lithuania, investigasi mulai dilakukan dengan dugaan penculikan dan pembajakan pesawat yang didanai oleh negara.
Baca juga: Lithuania Selidiki Kasus Ryanair - Belarus Sebagai Pembajakan dan Penculikan
ISTMAN MP | REUTERS