TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika, Antony Blinken, berjanji negaranya akan membantu proses restorasi di Gaza yang rusak akibat perang Israel - Palestina. Ia berkata, hal itu merupakan bagian dari upaya mencegah perang antara kedua negara terulang.
Adapun Blinken kembali menegaskan bahwa upaya restorasi akan diawasi ketat oleh Amerika. Hal itu untuk memastikan bantuan yang diberikan tidak nyasar ke Hamas selaku kelompok berpengaruh di Gaza. Blinken khawatir bantuan akan disalahgunakan jika disalurkan via Hamas yang dicap sebagai organisasi teroris oleh Amerika.
"Kami tahu bahwa untuk mencegah kekerasan terulang, kami harus mampu merespon segala isu dan tantangan yang ada. Salah satunya adalah bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan Gaza serta memulai pembangunan ulang di sana," ujar Blinken dalam kunjungan diplomatik ke Yerusalem, Selasa, 25 Mei 2021.
Blinken melanjutkan, bantuan untuk restorasi di Gaza tidak akan datang dari pemerintah Amerika saja. Ia berkata, bakal ada kampanye untuk mendorong bantuan dari komunitas internasional juga. Adapun hal itu, kata Blinken, akan diumumkan dalam waktu dekat.
"Kami akan bekerjasama dengan rekan-rekan kami sekaligus memastikan Hamas tidak diuntungkan dari bantuan ini," ujar Blinken yang juga akan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam waktu dekat.
Warga Palestina berada dalam tenda darurat di tengah puing-puing rumah mereka yang dihancurkan oleh serangan udara Israel selama pertempuran Israel-Hamas di Gaza 23 Mei 2021. Perumahan Gaza mengatakan bahwa 1.800 unit rumah sudah tidak layak huni dan 1.000 unit sudah hancur. REUTERS/Mohammed Salem
Secara terpisah, Pemerintah Israel telah mengizinkan bantuan kemanusiaan untuk disalurkan ke Palestina. Bantuan itu meliputi bahan bakar, makanan, serta obat-obatan yang mayoritas ditujukan untuk Gaza. Sebelumnya, Israel menutup jalur distribusi bantuan ketika berperang dengan Palestina selama 11 hari dari 10 Mei 2021.
Menurut perhitungan pemerintah setempat, kurang lebih ada 16.800 bangunan yang rusak di Gaza akibat serangan Israel. Sebanyak 1.800 di antaranya tak lagi bisa ditinggali dan 1000 bangunan dalam kondisi hancur total.
Selain bangunan, infrastruktur penunjang seperi listrik dan jaringan air bersih pun rusak parah. Jika kerusakan tersebut dihitung bersama bangunan-bangunan yang hancur, pemerintah Gaza memperkirakan nilai kerugian yang mereka hadapi mencapai ratusan juta Dollar AS.
Dengan kerusakan parah yang ditinggalkan, restorasi"peradaban" di sana menjadi PR warga di Gaza dan pemerintah setempat.. Hal tersebut bukan hal baru bagi mereka. Sejak Gaza diambil alih Hamas pada 2007, sudah empat kali kawasan tersebut menjadi lokasi pertempuran besar. Namun, siapa yang akan menanggung beban restorasi selalu menjadi pertanyaan besar.
Israel selama ini tidak mau ikut bertanggung jawab. Mereka mengklaim segala serangan yang mereka lakukan legal, termasuk yang menghancurkan permukiman sekalipun. Sementara itu, Pemerintah Palestina belum menuntaskan bantuan pembangunan atas dampak peperangan di tahun 2014. Alhasil, warga di Gaza banyak yang pesimis dengan rencana-rencana pembangunan ulang atau restorasi.
Baca juga: Warga Palestina di Israel yang Protes Serangan ke Gaza akan Ditangkap
ISTMAN MP | REUTERS