TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin virus corona Sputnik V dari Rusia sangat efektif dalam memerangi dan menetralkan varian baru Covid-19 dari Brasil, yang sangat mudah menular. Keyakinan itu berdasarkan sebuah studi yang dilakukan sejumlah ilmuwan dari Argentina dan Direct Investment Fund Rusia (RDIF).
Varian baru Covid-19 dari Brasil atau yang dikenal P1, menjadi penyebab utama naiknya angka kematian akibat Covid-19 di Brasil. Ilmuwan di Negeri Samba menemukan mutasi varian baru Covid-19 dari Brasil lebih kebal terhadap anti-body. Hal ini telah membuat khawatir dunia internasional terhadap potensi vaksin Covid-19 menjadi kurang efektif.
Seorang spesialis medis memegang botol vaksin Sputnik V untuk melawan virus corona di sebuah department store di Moskow, Rusia, 18 Januari 2021.[REUTERS / Shamil Zhumatov]
Studi yang dipimpin oleh Dr. Vanella Institute of Virology of the National University of Córdoba (UNC) juga menemukan adanya respon imun yang cukup kuat terhadap varian baru Covid-19 pada mereka yang sudah mendapat imunisasi vaksin Sputinik V.
“Studi mengkonfirmasi bahwa imunitas berkembang pada orang-orang yang sudah disuntik vaksin virus corona Sputnik V. Vaksin itu bisa menetralkan varian baru Covid-19 dari Brasil pada seseorang yang sudah mendapat suntikan vaksin Sputnik V dua dosis, bahkan setelah suntikan dosis pertama,” demikian keterangan RDIF.
Menurut studi yang dilakukan, sekitar 85,5 persen individu yang sudah mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin Sputnik V, anti-body individu tersebut bisa melawan varian baru Covid-19 dalam tempo 14 hari sejak suntikan pertama tersebut. Tingkat efektifitas meningkat hampir 100 persen setelah hari-42 atau setelah individu tersebut mendapatkan suntikan dosis kedua vaksin Sputnik V.
Menurut Rogelio Pizzi, Dekan Fakultas Ilmu Medis UNC, studi memperlihatkan vaksin virus corona buatan Rusia berhasil menghambat varian baru Covid-19 dari Brasil.
“Hasilnya sangat bagus. Vaksin bekerja untuk jenis ini (varian baru Covid-19 dari Brasil),” kata Pizzi.
Institut virologi UNC juga sedang melakukan serangkaian studi varian baru Covid-19 dari Inggris.
Baca juga: Vaksin Virus Corona Sputnik V Sekarang Cukup Satu Kali Suntik
Sumber: Reuters