TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyerukan gencatan senjata dan akses bantuan kemanusiaan untuk Palestina selama pidato di hadapan Majelis Umum PBB di New York pada Kamis.
Menghentikan kekerasan dan gencatan senjata, kata Retno, adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan nyawa yang tidak bersalah, termasuk perempuan dan anak-anak.
"Satu pertanyaan yang mesti kita tanyakan pada diri kita sendiri: berapa lama lagi kita akan membiarkan kejahatan tersebut berlangsung," tegas Retno Marsudi, menggambarkan bagaimana bayi berusia dua bulan terluka dan dievakuasi dari reruntuhan saat keluarganya tewas, kepada 193 anggota Majelis Umum.
Di hadapan 193 anggota Majelis Umum PBB, Retno menyerukan Majelis Umum PBB untuk mengambil tiga langkah konkret, yakni menghentikan kekerasan dan aksi militer, memastikan akses kemanusiaan dan perlindungan rakyat sipil, serta negosiasi multilateral yang kredibel.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan Gaza sebagai "neraka di bumi" untuk anak-anak, mengimbau Israel untuk membuka akses bantuan yang cepat dan tanpa hambatan. Ia juga menyerukan pendanaan kemanusiaan.
Ratusan bangunan dan rumah hancur atau rusak, kata Guterres, dan serangan udara telah merusak beberapa rumah sakit. Sekitar 50.000 orang mencari perlindungan di sekolah-sekolah PBB, masjid dan tempat-tempat lain dengan sedikit akses ke air, makanan, kebersihan atau layanan kesehatan, kata Guterres, Reuters melaporkan.
Sejak pertempuran dimulai pada 10 Mei, pejabat kesehatan di Gaza mengatakan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak dan 39 perempuan, telah tewas dan lebih dari 1.900 terluka dalam serangan udara. Sementara 12 orang tewas di Israel sejak konflik.
Israel mengklaim telah menewaskan sedikitnya 160 pejuang Palestina di Gaza.
Baca juga: Indonesia Inginkan Gencatan Senjata Permanen antara Palestina dan Israel