TEMPO.CO, Jakarta - Israel dan kelompok bersenjata di Gaza berjanji akan terus memerangi, padahal Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu, 19 Mei 2021, sudah mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk meredakan ketegangan (gencatan senjata).
Sebuah sumber di keamanan Mesir mengatakan kedua belah pihak pada prinsipnya setuju untuk melakukan gencatan senjata setelah mendapatkan bantuan dari sejumlah mediator. Namun detail mengenai hal ini masih belum bisa dipublikasikan.
Presiden AS Joe Biden menandatangani tiga dokumen termasuk deklarasi pelantikan, nominasi kabinet dan nominasi sub-kabinet di Ruang Presiden di Capitol AS setelah Pelantikan Presiden ke-59 di Washington, AS, 20 Januari 2021. [Jim Lo Scalzo / Pool via REUTERS]
Upaya diplomatik di kawasan dan usaha oleh Amerika Serikat untuk gencatan senjata sejauh ini belum membuahkan hasil. Serangan lintas perbatasan masih terjadi setelah Biden menyerukan agar semua pihak menahan diri. Kelompok Hamas yang mengendalikan wilayah Gaza dan kelompok bersenjata lainnya berjanji akan memberikan perlawanan.
Perdana Menteri Netanyahu sudah berulang kali memuji untuk hal yang digambarkannya sebagai pujian dari Amerika Serikat, sekutu utama Negeri Bintang Daud. Pujian tersebut untuk hak membela diri dari serangan-serangan dari Gaza. Diperkirakan ada dua juta jiwa masyarakat Palestina yang bertahan tinggal di Gaza.
Akan tetapi melalui sambungan telepon, Biden mengatakan pada Netanyahu bahwa sudah saatnya untuk meredakan ketegangan dengan Palestina.
“Kedua kepala negara telah mendiskusikan secara detail pada apa yang terjadi di Gaza. Israel membuat kemajuan dalam menurunkan kemampuan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya. Upaya diplomatik masih berjalan oleh negara-negara kawasan dan Amerika Serikat,” kata Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre.
Sejak pertempuran meletup pada 10 Mei 2021, otoritas kesehatan Palestina menyebut sudah 228 orang tewas di area-area yang dibombardir sehingga memperburuk kondisi di Gaza, yang sudah menderita krisis kemanusiaan.
Sedangkan di pihak Israel, ada 12 kematian akibat serangan roket. Serangan juta telah menimbulkan kepanikan dan membuat orang berbondong-bondong berlindung di bunker.
Baca juga : Israel Belum Pastikan Waktu Gencatan Senjata dengan Hamas
Sumber: Reuters