TEMPO.CO, Jakarta - Tiga tahun lalu, 19 Mei 2018, Kerajaan Inggris melangsungkan hajatan royal wedding Pangeran Harry dan Meghan Markle di Windsor Castle, Inggris . Harry, Pangeran Suxxes merupakan putra bungsu pasangan Pangeran Charles dan mendiang Lady Diana.
Dikabarkan, sebelum pernikahan akbar pewaris keenam garis suksesi Britania Raya itu, Pangeran Harry dan Meghan telah menjalin hubungan sejak Juli 2016, kemudian mereka bertunangan pada 27 November 2017. Mereka sempat tinggal di kediaman resmi kerajaan Nottingham Cottage di Istana Kensington Palace.
Pangeran Harry sebelum menikah menjalani karir di dunia militer, sedangkan Meghan selain aktris Hollywood, ia juga lulusan Northwestern University School of Communication pada 2003.
Meghan lahir pada 4 Agustus 1981 di Los Angeles, sebelum menikah dengan Pangeran Harry, ia telah menikah dengan produser film Trevor Engelson pada September 2011, namun pernikahan itu hanya bertahan dua tahun, mereka kemudian berpisah.
Meghan aktif pula mengikuti kegiatan filantropi dan sosial internasional. Ia vokal menjadi pembicara mengenai kesetaraan gender pada sidang PBB di hari peringatan International Women Day pada 2015, Meghan pun mengkampanyekan air bersih di Rwanda, saat ia menjadi Global Ambassador for World Vision Canada.
Pernikahan antara Harry dan Meghan pun berlangsung di Windsor Castle, walaupun disebut sebagai Royal Wedding Duke and Duchess of Suxxes, tapi pernikahan keduanya tidak ditetapkan sebagai hari libur khusus sebagaimana penetapan yang diberlakukan pada pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton. Meski demikian, dikutip dari bbc.co pemirsa yang menonton prosesi pernikahan Pangeran Harry dan Meghan bisa mencapai ratusan juta orang.
Walaupun menikahi seorang pengeran, Meghan yang bukan berdarah biru tidak bisa mendapat gelar sebagai putri (princess atau lady), namun menurut peraturan kerajaan, anak mereka masih berhak memperoleh gelar kerajaan, sama laiknya seperti anak dari Pangeran William. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai seorang anak bernama Archie Harrison Mountbatten-Windsor yang lahir pada 6 Mei 2019.
Namun sejak beredar kabar Meghan Markle akan menjadi bagian kerajaan, ramai pemberitaan miring tentang dirinya di media yang menganggap tidak sesuai dengan kerajaan, berbagai informasi terkait kehidupan pribadinya pun ramai dibanjiri komentar netizen.
Menurut lembaga advokasi Hope Not Hate, lebih dari 5.000 tweet berisikan tagar anti-Meghan yang diposting antara Januari hingga pertengahan Februari 2019. Sebanyak 20 akun Twitter dengan 70 persen meng-tweet tagar anti-Meghan disertai foto dan meme, bahkan melampirkan juga konten negatif tentang Meghan di sosial media.
Hingga saat kelahiran putra sulung pangeran Harry dan Meghan, Archie Harrison Mountbatten-Windsor , komentar miring pun menerpa mereka sampai beberapa informasi menggunakan narasi rasisme ditujukan kepada anaknya. Peneliti Hope Not Hate, Patrik Hermansson mengemukakan bahwa banyak percakapan di Twitter yang rasis, namun tak sedikit publik yang mendukung Meghan berkata tentang gen resesif yang dimilikinya.
Dunia kemudian dikejutkan dengan kabar Pasangan bergelar Duke dan Duchess of Sussex, Pangeran Harry dan Meghan Markle pada Januari 2020 mengumumkan tidak ingin lagi bekerja sebagai bangsawan Keluarga Kerajaan Inggris dan bekerja untuk mandiri secara finansial. Mereka pun pindah ke Amerika Serikat.
TIKA AYU
Baca: Madame Tussauds Pindahkan Patung Lilin Pangeran Harry dan Meghan Markle