TEMPO.CO, Jakarta - Taiwan pada Selasa, 18 Mei 2021, mengumumkan sekolah-sekolah tatap muka di sana akan tutup terhitung mulai pekan depan. Sebaliknya, sekolah tatap muka akan diganti dengan sekolah online.
Kebijakan itu karena dampak kenaikan angka positif Covid-19 di Taiwan, kendati kenaikan tersebut tidak cepat. Dalam sepekan terakhir, ada hampir seribu kasus domestik positif Covid-19 di Taiwan.
Angka infeksi virus corona tertinggi terjadi di Ibu Kota Taipe. Kenaikan jumlah infeksi virus corona ini membuat masyarakat Taiwan waswas karena mereka mulai menjalankan aktivitas seperti sedia kala karena pandemi Covid-19 sudah cukup bisa dikendalikan.
Menteri Pendidikan Taiwan Pan Wen-chung mengatakan terhitung mulai Rabu, 25 Mei 2021, semua sekolah tatap muka di Taiwan akan tutup sampai 28 Mei 2021. Sebagai gantinya, sekolah akan diselenggarakan secara online.
Saat bersamaan, Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung mengumumkan ada 240 kasus baru infeksi virus corona. Jumlah itu sebenarnya turun dibanding Senin, 17 Mei 2021 yang dilaporkan ada 333 kasus posifit Covid-19.
Chen mengumumkan ada dua kematian akibat Covid-19. Dengan begitu, total sudah ada 14 kematian akibat virus corona sejak pandemi menyebar di Taiwan.
Chen memperingatkan kenaikan positif Covid-19 yang tidak mencolok bukan berarti virus corona berada dalam kendali. Chen tidak mau menilai ini sebagai optimism. Untungnya, sebagian besar kasus positif Covid-19 yang dilaporkan adalah kasus dengan gejala ringan.
Pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala, akan diminta untuk melakukan karantina mandiri di rumah. Kasus – kasus domestik positif Covid-19, terkonsentrasi di wilayah utara Taiwan dan terkait dengan sebuah wabah virus corona di kalangan pilot dan sebuah hotel di dekat Bandar Internasional Taipe. Pemerintah Taiwan masih belum yakin bagaimana rantai penyebaran terjadi.
Baca juga: Butuh Internet untuk Kelas Virtual, Siswi SD Bolivia Manfaatkan WiFi Pemakaman
Sumber: Reuters