TEMPO.CO, - Kontestan Miss Universe dari Myanmar, Thuzar Wint Lwin, memanfaatkan ajang kecantikan itu untuk mendesak dunia internasional bersikap lebih tegas terkait pada junta militer yang telah merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari.
“Orang-orang kami sekarat dan ditembak oleh militer setiap hari,” katanya dalam pesan video untuk kompetisi tersebut, di mana dia tampil di final di Seminole Hard Rock Hotel & Casino di Hollywood, Florida, seperti dikutip dari Reuters, Senin, 17 Mei 2021.
“Saya ingin mendorong semua orang untuk berbicara tentang Myanmar. Sebagai Miss Universe Myanmar sejak kudeta, saya telah berbicara sebanyak yang saya bisa,” ucap dia.
Juru bicara junta Myanmar tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar.
Thuzar Wint Lwin adalah di antara puluhan selebriti, aktor, influencer media sosial, dan olahragawan Myanmar yang telah menyuarakan penentangan terhadap kudeta, di mana pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi digulingkan dan ditahan.
Setidaknya 790 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta tersebut, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik. Dikatakan lebih dari 5 ribu orang telah ditangkap, dengan sekitar 4 ribu masih ditahan, termasuk beberapa pesohor.
Thuzar Wint Lwin tidak berhasil mencapai babak terakhir kompetisi Miss Universe, tetapi ia memenangkan penghargaan untuk Kostum Nasional Terbaik, yang didasarkan pada kostum etnis orang Chin-nya dari Myanmar barat laut. Di sana pertempuran berkecamuk dalam beberapa hari terakhir antara tentara dan pejuang milisi anti-junta.
Saat dia berparade dengan kostum nasionalnya di ajang Miss Universe, dia mengangkat sebuah plakat bertuliskan "Berdoa untuk Myanmar".
Baca juga: Junta Myanmar Berlakukan Darurat Militer Usai Serangan ke Bank
Sumber: REUTERS