TEMPO.CO, Jakarta - British Airways, Virgin Atlantic, dan Iberia, membatalkan penerbangan ke Tel Aviv untuk menghindari konflik yang meningkat di Israel.
"Keselamatan dan keamanan kolega dan pelanggan kami selalu menjadi prioritas utama kami, dan kami terus memantau situasi dengan cermat," kata British Airways setelah membatalkan penerbangannya ke dan dari Tel Aviv, Kamis, dikutip dari Reuters, 13 Mei 2012.
Virgin Atlantic yang berbasis di Inggris membatalkan penerbangan di sana pada Rabu malam dan mengatakan sedang meninjau apakah akan mengoperasikan penerbangan Kamis malamnya.
Maskapai penerbangan Spanyol Iberia juga membatalkan penerbangan Tel Aviv pada Kamis dan Jumat, kata seorang juru bicara, menambahkan maskapai akan membuat keputusan tentang penerbangan di masa depan berdasarkan evolusi situasi.
Sementara maskapai penerbangan Amerika Serikat, United Airlines, Delta Air Lines dan American Airlines pada hari Rabu semua membatalkan penerbangan antara Amerika Serikat dan Tel Aviv.
Virgin Atlantic mengatakan awal pekan ini bahwa pemesanan ke Israel telah melonjak 250% minggu demi minggu setelah pengumuman oleh Inggris, yang menetapkan Israel masuk dalam "daftar hijau" untuk pembukaan kembali perjalanan liburan ke luar negeri selama pandemi Covid-19.
Namun konflik yang memanas di Yerusalem dan Jalur Gaza yang menyebabkan meningkatnya kematian warga sipil, telah membuat maskapai penerbangan internasional waspada terhadap wilayah tersebut.
Maskapai penerbangan Inggris easyJet mengatakan belum membatalkan penerbangannya ke Tel Aviv. Penerbangan berikutnya ke Israel adalah dari Berlin dan tidak dijadwalkan hingga 16 Mei, dengan layanan dari London Luton ke Tel Aviv dijadwalkan pada 18 Mei.
Baca juga: Turki Minta Negara-negara Muslim Tidak Diam Melihat Israel Hancurkan Gaza
REUTERS