TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Penasihat Medis Pemerintah Amerika, Anthony Fauci, menyakini India harus segera melakukan lockdown COVID-19. Hal tersebut menimbang masih tingginya pertumbuhan kasus dan kematian akibat COVID-19 di India.
Mengacu pada laporan CNN, India mencatat 366 ribu kasus dan 3.754 kematian dalam 24 jam terakhir. Hal itu menjadikan India, secara nasional, memiliki 22,6, juta kasus, 246 ribu korban jiwa, dan 18 juta pasien sembuh terkait COVID-19.
"India harus melakukan lockdown. Sejauh yang saya tahu, beberapa negara bagian India telah melakukannya, namun pemerintah India harus segera memutus rantai penyebaran virus. Salah satu cara untuk melakukannya adalah lockdown nasional," ujar Anthony Fauci, dikutip dari CNN, Senin, 10 Mei 2021.
Fauci menjelaskan bahwa lockdown nasional yang ia maksud bukanlah lockdown dalam jangka panjang. Sebab, kata ia, hal yang dibutuhkan oleh India hanya memutus rantai penyebaran virus. Untuk hal tersebut, Fauci menyatakan India cukup melakukan lockdown selama paling cepat dua pekan atau paling lama satu bulan.
Setelah lockdown selesai dilakukan dan pertumbuhan kasus (secara teori) sudah menurun, Fauci mengatakan hal yang perlu India lakukan selanjutnya adalah menggenjot vaksinasi COVID-19. Jika hal itu berhasil dilakukan, Fauci menyakini pertumbuhan kasus bisa ditekan secara signifikan seperti yang terjadi di Amerika.
Anthony Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mendengarkan ketika Presiden AS Donald Trump menjawab pertanyaan selama pengarahan harian satuan tugas virus Corona di Gedung Putih di Washington, AS, 25 Maret 2020. [REUTERS / Jonathan Ernst]
Perihal vaksinasi COVID-19, Pemerintah Amerika sudah berjanji kepada India bahwa mereka akan memberikan bantuan. Hal itu tak hanya pengiriman vaksin COVID-19, namun juga bahan baku vaksin. Perkembangan terbaru, India mengusulkan adanya pengabaian paten vaksin COVID-19 agar berbagai negara bisa mengembangkan vaksin sendiri dibanding menunggu suplai tersedia.
Per berita ini ditulis, kurang lebih 50 persen negara bagian di India sudah menerapkan lockdown. Namun, Asosiasi Medis India (IMA) menyatakan hal itu tidak cukup karena standar lockdown yang berbeda-beda. Hal yang dibutuhkan India, kata mereka, adalah lockdown yang benar-benar terencana, terukur, serta transparan.
"India membutuhkan paling tidak 10-15 hari lockdown nasional untuk memberi ruang lega kepada sistem kesehatan nasional. Dengan begitu, mereka bisa mengisi ulang tenaga, materi, serta sumber daya untuk menangani pandemi usai lockdown," ujar IMA.
Terakhir kali India melakukan lockdown COVID-19 tegas adalah Maret tahun lalu. Dengan jumlah penduduk 1,36 miliar, India hanya mencatatkan kurang lebih 500 kasus dan 10 kematian per hari, kontras dengan situasi sekarang. Namun, PM Narendra Modi enggan menerapkan hal itu lagi, kecuali mendesak, karena khawatir dampaknya terhadap perekonomian India.
Baca juga: Covid-19 India: Sejuta Follower Tak Mampu Selamatkan Nyawa YouTuber Ini
ISTMAN MP | CNN