Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Uni Eropa Meragukan Rencana Pembagian Akses ke Paten Vaksin COVID-19

image-gnews
Petugas kargo memasukkan kontainer berisi vaksin COVID-19 AstraZeneca ke atas truk setibanya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu 8 Mei 2021. Sebanyak 1,3 juta vaksin COVID-19 AstraZeneca tiba di Indonesia melalui jalur multilateral yakni melalui skema Covax facility dan selanjutnya akan diproses di Bio Farma, Kota Bandung. ANTARA FOTO/Fauzan
Petugas kargo memasukkan kontainer berisi vaksin COVID-19 AstraZeneca ke atas truk setibanya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu 8 Mei 2021. Sebanyak 1,3 juta vaksin COVID-19 AstraZeneca tiba di Indonesia melalui jalur multilateral yakni melalui skema Covax facility dan selanjutnya akan diproses di Bio Farma, Kota Bandung. ANTARA FOTO/Fauzan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa belum sepenuhnya sreg dengan usulan pemberian akses ke paten vaksin COVID-19. Dikutip dari kantor berita Reuters, Uni Eropa masih meragukan efektivitas usulan yang muncul dalam rapat tahunan Organisasi Dagang Dunia tersebut. Walau begitu, Uni Eropa menyatakan siap terlibat dalam diskusi lebih lanjut demi langkah yang lebih tegas ke depannya.

"Menurut kami, jalan untuk melawan pandemi COVID-19 masih dengan meningkatkan produksi vaksin serta mengangkat pembatasan ekspor pada negara-negara produsen vaksin," ujar Pemimpin Uni Eropa, Charles Michel, Sabtu, 8 Mei 2021.

Diberitakan sebelumnya, usulan pembagian akses ke paten vaksin COVID-19 muncul seiring dengan memburuknya situasi pandemi. Beberapa negara yang kesulitan mendapatkan vaksin COVID-19 meminta akses ke paten agar mereka bisa memproduksi vaksin mereka sendiri. Kekhawatiran mereka, jika menunggu sampai suplai vaksin COVID-19 cukup, situasi pandemi di wilayah mereka sudah terlalu sulit untuk dikendalikan.

India adalah salah satu negara yang mengusulkan paten vaksin COVID-19 dibuka ke publik. Sebagaimana diketahui, India tengah menghadapi gelombang kedua pandemi COVID-19 dengan jumlah kasus lebih dari 300 ribu per hari. Hal itu membuat mereka tak hanya kehabisan oksigen bantuan serta tempat tidur di rumah sakit, tetapi juga vaksin COVID-19. Bahkan, beberapa pusat vaksinasi sampai harus tutup.

Nah, upaya India untuk mendapatkan akses ke paten vaksin COVID-19 mendapat sorotan lebih setelah Amerika menyatakan dukungan atas usulan itu. Presiden Joe Biden mengaanggap langkah itu perlu dipertimbangkan demi menyeterakan akses ke vaksin COVID-19. Walau begitu, Joe Biden menegaskan hal itu harus dicapai via Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Seorang polisi meminta orang-orang yang datang mengantre vaksinasi untuk pergi saat mereka berdiri di luar gerbang pusat vaksinasi Covid-19 yang ditutup karena tidak tersedianya pasokan vaksin Covid-19, di Mumbai, India, 3 Mei 2021. [REUTERS / Francis Mascarenhas]

Tidak semua pihak sepakat dengan dukungan yang diberikan Amerika. Ada yang menentanganya, ada juga yang meragukannya. Para produsen vaksin COVID-19 jelas menentangnya karena mereka telah merogoh kocek dalam jumlah besar untuk penelitian, pengembangan, dan produksi vaksin COVID-19. Di sisi lain, mereka juga untung besar dari penjualan vaksin.

Uni Eropa, seperti yang disampaikan Charles Michel, berada dalam pihak yang meragukannya. Menurut Uni Eropa, memberikan akses ke paten vaksin COVID-19 tak akan serta merta membuat penanganan pandemi lebih mulus. Di sisi lain, hal itu akan memakan waktu lebih lama mengingat negosiasi harus dilakukan di berbagai tingkatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan persetujuan di WTO akan lama...Dari sisi kekayaan intelektrual, ini juga bukan solusi ajaib dalam jangka pendek. Namun, kami siap terjun langsung ke topik ini begitu ada proposal yang konkrit," ujar Michel.

Di Uni Eropa, negara-negara anggota yang skeptis adalah Portugal, Estonia, Belgia, Irlandia, dan masih banyak lagi. Walau begitu, tidak sedikit juga yang mendukung seperti Yunani, Italia, dan Prancis. Mereka mengusulkan pembagian akses ke paten dalam skala dan jangka waktu terbatas.

"Kita perlu memulai debat soal mengulangi apa yang kita lakukan dulu ketika HIV menjadi ancaman besar. Kala itu, kekayaan intelektual menjadi sumber penghalang. Perlu ada jalan untuk mengangkat penghalang (dalam kasus vaksin COVID-19), namun dalam skala terbatas," ujar Presiden Prancis Emmanuel Macron soal hak paten vaksin COVID-19

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengeluhkan bahwa distribusi vaksin COVID-19 masih jauh dari ideal. Sebab, mayoritas suplai masih dikuasai negara-negara kaya, bukan negara-negara berkembang. 

Baca juga: Berubah Sikap, Amerika Dukung Pemberian Paten Vaksin COVID-19 ke Negara Miskin

ISTMAN MP | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

31 menit lalu

Iran: Sanksi Dicabut atau Tak Ada Kesepakatan Nuklir
Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.


Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

3 jam lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi. Kepresidenan Iran/WANA via REUTERS
Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 jam lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

18 jam lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

20 jam lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. REUTERS/Andrew Kelly
Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

Spanyol, Irlandia, Malta dan Slovenia diperkirakan mengambil langkah tersebut mengakui Palestina sebagai negara dalam waktu dekat.


Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

1 hari lalu

Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni. Sumber: Reuters
Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

Josep Borrell mengatakan Uni Eropa akan bersiap untuk menambahkan sanksi terhadap Iran atas serangannya yang menyasar Israel.


Daftar Negeri yang Mengakui Negara Palestina

2 hari lalu

Petugas polisi berdiri selama protes yang oleh penyelenggara disebut sebagai
Daftar Negeri yang Mengakui Negara Palestina

Sebagian besar negara anggota PBB masuk ke dalam daftar negara yang sudah mengakui negara Palestina. Negeri sedang mengalami konflik dengan Israel


Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

3 hari lalu

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevi. Reuters
Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.


Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

5 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

Dengan langkah ini, WhatsApp telah membuat marah banyak orang.


Langkah Nyata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez Akui Negara Palestina

5 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. REUTERS/Andrew Kelly
Langkah Nyata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez Akui Negara Palestina

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez siap mengakui negara Palestina. Berikut langkah Pedro Sanchez ajak Eropa dukung kemerdekaan Palestina.