TEMPO.CO, Jakarta - Bentrokan di kawasan Masjid Al-Aqsa antara warga Palestina dan Kepolisian Israel pada Jumat malam mengundang kecaman. Salah satunya datang dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Abbas mengatakan bahwa apa yang terjadi di Masjid Al-Aqsa adalah tanggung jawab Israel.
"Israel bertanggung jawab atas peristiwa berbahaya dan berdosa yang berlokasi di tanahg suci ini," ujar Mahmoud Abbas, dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 8 Mei 2021.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan itu terjadi seiring berkembangnya kabar bahwa warga Palestina di permukiman Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, akan digusur. Tidak terima akan rencana penggusuran itu, warga Palestina menggelar aksi protes di kawasan Masjid Al-Aqsa yang belakangan direspon dengan kehadiran ratusan personil Kepolisian Israel.
Kepolisian Israel mencoba menertibkan warga Palestina di lokasi kejadian dengan berbagai cara mulai dari peluru karet, gas air mata, hingga water cannon. Namun, Hal itu malah memperburuk keadaan, membuat bentrokan antar kedua pihak tak terhindarkan. Pengurus Masjid Al-Aqsa sudah mencoba untuk melerai, tetapi hasilnya nihil.
Pemuda Palestina terlibat bentrokan dengan petugas keamanan Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa, di lingkungan Sheikh Jarrah, di Kota Tua Yerusalem, 7 Mei 2021. REUTERS/Ammar Awad
Per berita ini ditulis, jumlah korban kerusuhan di Masjid Al-Aqsa yang berhasil diidentifikasi telah bertambah. Menurut laporan Reuters, total ada 205 warga Palestina dan 17 personil kepolisian Israel yang luka-luka dalam peristiwa itu.
Kembali ke Mahmoud Abbas, Ia mendesak adanya langkah dari PBB terkait kerusuhan dan penggusuran permukiman warga Palestina di Sheikh Jarrah itu. Menurutnya, sesi khusus di Dewan Keamanan PBB bisa dilakukan untuk mencegah peristiwa serupa terulang dan menuntaskan isu Sheikh Jarrah.
PBB belum mengiyakan permintaan dari Abbas tersebut. Namun, juru bicara Dewan HAM PBB menyatakan penggusuran oleh Israel akan melanggar hukum internasional jika dilakukan.
"Kami meminta Israel untuk menghentikan segala penggusuran paksa, termasuk kepada mereka di Sheikh Jarrah. Selain itu, hentikan juga segala aktivitas yang bisa menciptakan lingkungan-lingkungan koersif," ujar juru bicara Dewan HAM PBB, Rupert Colville.
Kekerasan di Masjid Al-Aqsa bukan yang pertama selama Ramadan. Sejumlah aksi kekerasan telah terjadi antara Israel dan Palestina beberapa pekan terakhir, terutama di kawasan Tepi Barat dan Gerbang Damaskus. Jumat kemarin saja, di hari yang sama dengan kerusuhan, dua penembak asal Palestina tewas dibunuh usai menyerang pangkalan Israel.
Baca juga: 200 Warga Palestina Luka-luka Dalam Kerusuhan di Masjid Al-Aqsa
ISTMAN MP | REUTERS