TEMPO.CO, Jakarta - Kuba pada Jumat, 7 Mei 2021, memanggil Duta Besar Kolombia untuk Kuba sebagai bentuk protes atas pengusiran salah satu diplomatnya dari Kolombia.
Sebelumnya pada Kamis, 6 Mei 2021, Kementerian Luar Negeri Kolombia pada Kamis, menuding first secretary Kedutaan Besar Kuba Omar Rafael García Lazo telah melanggar konvensi Wina mengenai hubungan diplomatik. Tidak dijelaskan lebih jauh pelanggaran seperti apa yang dilakukan.
Media milik pemerintah Kuba mewartakan unjuk rasa di Kolombia terjadi sejak akhir pekan lalu, di mana oposisi meminta rencana reformasi pajak dibatalkan karena diyakini bisa berbuntut pada kenaikan pajak penjualan.
Tuntutan demonstran kemudian meluas. Mereka menuntut agar Pemerintah Kolombia mengambil langkah nyata dalam mengatasi kemiskinan, kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian dan ketidak setaraan pada sistem kesehatan dan pendidikan.
Kuba lalu berkomentar yang mengkritik Pemerintah Kolombia karena dinilai gagal menghentikan kekerasan oleh aparat kepolisian di sana. Kelompok HAM Human Right Watch melaporkan ada 36 demonstran yang tewas dan memperingatkan kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian.
“Tindakan yang tidak dapat dibenarkan, yang ditujukan untuk mengalihkan perhatian dunia internasional dan masyarakat Kolombia dari penindasan demonstran oleh militer dan aparat kepolisian, yang telah menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan demonstran,” tulis Kementerian Luar Negeri Kuba di Twitter.
Pemerintah Ekuador dan Bolivia bersekutu dengan Amerika Serikat dan bersumpah akan mengakhiri sosialisme di Amerika Latin.
Baca juga: Balas Ceko, Rusia Usir 20 Diplomat
Sumber: Reuters