TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi COVID-19 di India belum akan selesai dalam waktu dekat menurut pakar epidemi pemerintah. Bahkan, menurut mereka, gelombang baru pandemi COVID-19 tidak terhindarkan apabila melihat situasi di India saat ini.
"Gelombang ketiga tak terhindarkan apabila melihat tingginya angka peredaran virus COVID-19. Namun, belum jelas perihal kapan gelombang ketiga ini bakal muncul. Kita harus bersiap untuk gelombang baru," ujar Kepala Penasihat Sains Pemerintah India, Vijay Raghavan, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 6 Mei 2021.
Per berita ini ditulis, India tercatat memiliki 21 juta kasus dan 230 ribu kematian akibat COVID-19. Jumlah kasus dan kematian harian relatif terus bertambah dengan angka tertinggi 412 ribu kasus serta 3.982 korban jiwa per hari. Angka tersebut dicapai pada hari Kamis kemarin.
Menurut berbagai pakar, angka tersebut belum sepenuhnya representatif. Alasan mereka, masih ada wilayah-wilayah di mana pelaporan jumlah kasus serta kematian belum akurat. Oleh karenanya, untuk situasi ril, mereka menyakini angka kasus dan kematian bisa 5-10 kali lipat lebih besar dari apa yang tercatat.
Seorang polisi meminta orang-orang yang datang mengantre vaksinasi untuk pergi saat mereka berdiri di luar gerbang pusat vaksinasi Covid-19 yang ditutup karena tidak tersedianya pasokan vaksin Covid-19, di Mumbai, India, 3 Mei 2021. [REUTERS / Francis Mascarenhas]
Untuk menekan angka kasus dan kematian tersebut, mereka menyarankan lockdown nasional. Pemerintah India, sejauh ini, masih menolak lockdown dengan kekhawatiran hal itu akan berdampak ke perekonomian India. Apa yang mereka anjurkan ada adalah pembatasan sosial dengan skala disesuaikan negara bagian masing-masing.
Sementara Pemerintah India enggan menerapkan lockdown, efek pandemi COVID-19 di India telah merembet ke negara-negara tetangga. Nepal, misalnya, dilaporkan mengalami kenaikan jumlah kasus COVID-19 hingga 57 kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya. Selain itu, dari test yang berjalan, 44 persen hasilnya positif COVID-19.
Potensi efek pandemi menembus Myanmar pun tak tertutup. Negara bagian Mizoram, yang berbatasan dengan Myanmar, sudah kelimpungan. Rumah sakit kepenuhan. Saking kepenuhannya, mereka sampai memulangkan sejumlah pasien. Selain itu, jumlah ventilator yang tersedia pun tinggal 14.
"Menurut saya lockdown nasional memang diperlukan untuk mengendalikan situasi," ujar juru bicara pemerintah negara bagian Mizoram, Z.R. Thiamsanga soal efek Pandemi COVID-19 di India.
Baca juga: Akibat Pandemi di India, Kasus COVID-19 di Nepal Naik 57 Kali Lipat
ISTMAN MP | REUTERS