TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah pandemi COVID-19, beberapa agen perjalanan di Thailand menawarkan tur wisata ke Amerika. Uniknya, oleh agensi-agensi tersebut, tur itu dikombinasikan dengan agenda vaksinasi COVID-19 di Amerika. Mereka secara spesifik mengincar pasar turis menengah ke atas yang sudah tidak sabar menunggu giliran vaksinasi di Thailand.
Salah satu agen perjalanan yang menawarkan tur tersebut adalah Unithai Trip. Mereka menawarkan pakat tur vaksinasi dengan harga termurah 75 ribu baht atau setara Rp34 juta. Paket itu meliputi perjalanan ke San Fransisco, Los Angeles, New York, dan vaksinasi di salah satu kota.
"Untuk vaksis Johnson & Johnson, itu hanya sekali suntik saja. Namun, 90 persen peminat tur menginginkan vaksin Pfizer yang membutuhkan jeda 20 hari antara dosis pertama dan kedua," ujar Rachphol Yamsaeng, pemilik Unithai Trip, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 5 Mei 2021.
Jika tidak ada halangan, Yamsaeng mengatakan tur pertama akan berangkat dari Thailand pekan depan.
Agensi lain yang memberikan penawaran serupa adalah MyJourney Travel. Agen tersebut menawarkan tur 10 hari ke San Francisco dengan agenda vaksinasi termasuk di dalamnya. Namun, karena durasinya hanya 10 hari, maka vaksin yang ditawarkan adalah Johnson & Johnson.
Botol berlabel "COVID-19 Coronavirus Vaccine" dan jarum suntik terlihat di depan terpampang logo Johnson & Johnson dalam ilustrasi yang diambil, 9 Februari 2021 ini. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]
MyJourney Travel mengklaim menerima ratusan telepon peminat sejak membuka paket perjalanan itu. Menurut mereka, tur vaksinasi ini bisa menjadi kans mereka untuk membangkitkan bisnis lagi yang terpukul pandemi sejak tahun lalu.
"Semua agen perjalanan tengah mendeirta sekarang dan kami melakukan apa yang bisa kami lakukan," ujar mereka.
Tur tersebut secara tidak langsung memberikan gambaran soal betapa timpangnya kampanye vaksinasi antara negara maju dan negara berkembang. Di saat negara-negara maju seperti Amerika dan Inggris membuka vaksinasi COVID-19 seluas-luasnya (bahkan masih surplus dosis), negara-negara berkembang kesulitan mencari vaksin.
Duta Besar Amerika di Bangkok, Thailand, enggan berkomentar soal fenomena ini. Namun, Kementerian Luar Negeri Amerika mengatakan di situsnya bahwa legal untuk berkunjung ke Amerika demi kepentingan vaksinasi COVID-19.
Per berita ini ditulis, Thailand tercatat memiliki 74.900 kasus dan 318 kematian akibat COVID-19. Dalam 24 jam terakhir, kasus COVID-19 di sana bertambah 2.112. Pemerintah Thailand berharap vaksinasi COVID-19 bisa menekan angka pertumbuhan kasus di sana.
Baca juga: Ada 1.940 Kasus Baru Virus Corona di Thailand
ISTMAN MP | REUTERS