TEMPO.CO, - Perdana Menteri Australia Scott Morrison berkukuh tetap melarang masuk dan mengancam memenjarakan bagi siapa pun dari India. Ia membantah hal itu sebagai perbuatan rasis.
Larangan ini disebut sebagai tindakan rasis, tidak bermoral, dan berpotensi ilegal. Ribuan warga Australia pun terdampar di India karena tak bisa kembali.
Mendapat kritik yang luas dari publik, Morrison sedikit melunak. Ia mengatakan sangat tidak mungkin memenjarakan orang yang melanggar aturan tersebut. "Saya pikir kemungkinan semua itu terjadi hampir nol," kata Morrison dikutip dari The National News, Rabu, 5 Mei 2021.
Di antara warga Australia yang terjebak adalah beberapa bintang kriket yang bermain di Liga Utama India.
Komentator dan mantan bintang kriket Tes Michael Slater termasuk di antara mereka yang mengkritik keputusan Morrison dan menyebutnya sebagai aib. "Darah di tanganmu PM. Berani-beraninya kamu memperlakukan kami seperti ini," cuitnya.
"Jika Pemerintah kami memperhatikan keselamatan warga Australia, mereka akan mengizinkan kami pulang," ucap dia.
Australia telah menghindari pandemi terburuk lewat beberapa kontrol perbatasan yang paling ketat di dunia. Ada larangan menyeluruh untuk bepergian ke-dan-dari luar negeri dengan sedikit pengecualian.
Sebagian besar pendatang dilarang masuk dan siapa pun yang sampai ke negara itu harus melakukan karantina hotel wajib selama 14 hari.
Australia telah memberikan 2,2 juta dosis vaksin Covid-19 dari total 25 juta orang populasinya.
Baca juga: Australia Bakal Penjarakan Siapa Saja yang Datang Dari India
Sumber: THE NATIONAL NEWS