TEMPO.CO, Jakarta - Myanmar dikejutkan oleh ledakan bom dalam sebuah parsel. Ledakan bom ini menewaskan lima orang.
Korban tewas itu adalah satu anggota parlemen yang sudah dimakzulkan, seorang warga sipil dan tiga aparat kepolisian, yang bergabung dengan warga sipil berunjuk rasa melawan pemerintahan militer di Myanmar.
Polisi terlihat di depan barikade pengunjuk rasa selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 8 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]
Sejak pemerintahan Aung San Suu Kyi digulingkan oleh militer Myanmar pada 1 Februari 2021, Myanmar mengalami kenaikan jumlah ledakan-ledakan kecil di area pemukiman dan kadang mengincar kantor pemerintahan atau fasilitas militer.
Ledakan terbaru terjadi di sebuah desa di Western Bago pada Senin, 3 Mei 2021, yang terjadi sekitar pukul 5 pagi. Total ada tiga ledakan yang terjadi.
Satu bom meledak, yang disembunyikan dalam parcel yang diletakkan di sebuah rumah di desa Western Bago. Dalam ledakan ini, seorang anggota parlemen dari Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD), tewas.
Seorang aparat kepolisian yang terlibat dalam gerakan pembangkangan sipil, diketahui mengalami luka-luka dalam ledakan ini. Dia sudah dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan.
Reuters belum mendapatkan verifikasi secara independen terkait laporan ini. Juru bicara militer Myanmar belum mau berkomentar mengenai hal ini.
Tindak kekerasan di Myanmar meningkat sejak terjadinya kudeta militer, yang telah menewaskan ratusan orang. Korban tewas berguguran saat aparat keamanan berusaha memadamkan aksi protes pro-demokrasi di kota-kota dan wilayah pinggir.
Militan etnis di Myanmar juga mendukung perlawanan terhadap pemerintahan Junta (militer). Militer Myanmar memerangi kelompok-kelompok militan ini, yang ada di wilayah pinggir Myanmar.
Baca juga: ASEAN Perlu Jaga Momentum dan Komunikasi Perihal Krisis Myanmar
Sumber: Reuters