TEMPO.CO, Jakarta - Sudah dua tahun berturut-turut Lalla Aicha Moujahid menjalani ibadah bulan Ramadan dalam kondisi pandemi Covid-19. Itu artinya, dia harus melakukan video call dengan anak-anaknya dan bukannya berbuka puasa bersama dalam ruangan yang sama.
“Apa yang kami rindukan adalah kami rindu masjid, salat berjamaah dan buka puasa bersama. Itu saja. Sekarang ini tidak sama,” kata Moujahid, Jumat, 30 April 2021.
Seorang pekerja mengenakan masker di pintu masuk Menara Eiffel di Paris, Prancis, pada 15 Juli 2020. Kewajiban mengenakan masker di seluruh ruang publik indoor akan dimulai pada pekan depan guna mencegah penularan Covid-19. (Xinhua/Gao Jing)
Bagi Moujahid dan keluarganya, ritme Ramadan keluarga itu sama setiap tahunnya. Sahur bersama dan buka puasa, lalu salat berjamaah.
Di Prancis, negara dengan penduduk Muslim terbanyak di Benua Eropa, pukul 7 malam sudah diberlakukan jam malam gara-gara pandemi Covid-19. Padahal, pada jam tersebut dilakukan salat tarawih berjamaah di masjid-masjid. Melaksanakan tarawih berjamaah di masjid, yang merupakan salah satu ibadah andalan, hampir tidak mungkin saat ini.
Keluarga Muslim tetap berada di rumah saja kendati mereka tinggal di wilayah pinggir Ibu Kota Paris. Mereka menyiapkan ruang khusus, biasanya di ruang tamu, tempat untuk menggelar sajadah.
Untuk buka puasa, keluarga-keluarga Muslim di Prancis juga dilarang melakukan acara buka puasa bareng, meskipun dengan rekan-rekan dekat mereka. Anak-anak Moujahid yang sudah berumah tangga, biasanya akan bertandang ke rumah Moujahid untuk buka puasa bersama. Namun Ramadan ini, mereka buka puasa di rumah masing-masing.
Baca juga: Prancis Mau Cabut Aturan Jam Malam Covid-19 pada 30 Juni
Sumber: english.alarabiya.net