TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, menyambut positif lima konsensus KTT ASEAN tentang Myanmar untuk menyelesaikan krisis berlarut di negara itu.
Rusia memantau perkembangan tentang Myanmar, termasuk upaya ASEAN untuk menyelesaikan krisis Myanmar.
"Rusia sangat mendukung langkah ASEAN dan berharap keputusan dalam KTT ASEAN ini akan membuahkan solusi damai di Myanmar," kata Lyudmila Vorobieva dalam briefing media virtual, 28 April 2021.
Lyudmila Vorobieva mengatakan dialog inklusif adalah cara terbaik untuk menyelesaikan konflik Myanmar.
Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlain, bertemu para pemimpin negara-negara ASEAN dalam KTT pada Sabtu kemarin.
KTT ASEAN menyepakati lima konsensus, yakni mengakhiri kekerasan, dialog konstruktif di antara semua pihak, utusan khusus ASEAN untuk memfasilitasi dialog, penerimaan bantuan dan kunjungan utusan ke Myanmar.
Pemerintah tandingan di Myanmar, National Unity Government (NUG), menyatakan tidak akan melayani dialog apapun dengan ASEAN kecuali tahanan politik dibebaskan.
Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing (kanan) menghadiri KTT ASEAN di Gedung Sekretariat ASEAN Jakarta, Sabtu, 24 April 2021. Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing dan sejumlah pemimpin serta utusan dari negara-negara ASEAN akan hadir. ANTARA FOTO/HO/ Setpres-Muchlis Jr
Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) pro-demokrasi, yang terdiri dari anggota parlemen yang dikudeta, mengatakan ASEAN harus terlibat dengannya melibatkan NUG sebagai parlemen yang sah.
"Sebelum dialog konstruktif dapat dilakukan, bagaimanapun, harus ada pembebasan tanpa syarat dari tahanan politik termasuk Presiden U Win Myint dan Penasihat Negara Daw Aung San Suu Kyi," kata Perdana Menteri NUG, Menteri Mahn Winn Khaing Thann, dilaporkan Reuters, 28 April 2021.
Belum ada komentar langsung dari pejabat senior di ASEAN.
Win Myint, Aung San Suu Kyi dan lainnya telah ditahan sejak kudeta, yang dilakukan militer saat pemerintah Suu Kyi sedang mempersiapkan masa jabatan kedua setelah menang telak pemilu 8 November.
Militer Myanmar mengatakan merebut kekuasaan karena pemilu dicurangi, yang dibantah oleh komisi pemilihan umum.
Protes pro-demokrasi telah terjadi di kota-kota besar dan kecil di seluruh negeri sejak kudeta. Junta militer telah menindak demonstran Myanmar dengan kekuatan mematikan terhadap para pengunjuk rasa, menewaskan lebih dari 750 orang, kata sebuah kelompok aktivis.
Baca juga: Junta Myanmar Tunggu Situasi Stabil Baru Mau Terapkan Konsensus ASEAN
TEMPO | REUTERS