TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Joe Biden sedang mempertimbangkan opsi untuk memaksimalkan produksi global dan pasokan vaksin Covid-19 dengan biaya terendah, termasuk mendukung mengabaikan hak kekayaan intelektual yang diusulkan, tetapi belum ada keputusan yang dibuat, kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki pada Selasa.
"Ada banyak cara berbeda untuk melakukan itu. Saat ini, itulah salah satu cara, tapi kami harus menilai apa yang paling masuk akal," kata Psaki, dikutip dari Reuters, 28 April 2021.
Ia mengatakan pejabat AS sedang mempelajari apakah akan lebih efektif untuk meningkatkan pembuatan vaksin yang ada di Amerika Serikat.
Perwakilan Dagang AS Katherine Tai belum membuat rekomendasi tentang masalah ini, dan Presiden Joe Biden belum membuat keputusan, katanya.
Anggota parlemen AS dan kelompok nirlaba mendesak Joe Biden untuk mendukung pengabaian hak paten sementara, untuk membantu negara-negara miskin mengatasi pandemi ketika India dan negara-negara lain berjuang melawan wabah Covid-19 yang semakin parah.
Seorang petugas memegang vaksin Covid-19 Pfizer di Rumah sakit The University of Louisville di Louisville, Kentucky, 14 Desember 2020. Petugas kesehatan dan warga lanjut usia di fasilitas panti jompo akan menjadi penerima prioritas dari gelombang pertama 2,9 juta suntikan vaksin Covid-19. REUTERS/Bryan Woolston
Amerika Serikat dan beberapa negara lain sejauh ini telah memblokir negosiasi di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tentang proposal yang dipimpin oleh India dan Afrika Selatan yang akan mencabut hak kekayaan intelektual perusahaan farmasi untuk mengizinkan negara berkembang memproduksi vaksin Covid-19.
Para pendukung proposal itu mendorong Washington untuk mengubah arah menjelang pertemuan WTO lainnya tentang masalah ini pada 30 April.
Sementara kritikus mengatakan, mengabaikan perjanjian WTO tentang Aspek Terkait Perdagangan dari Kekayaan Intelektual dapat mengurangi keamanan vaksin, dan pengaturan produksi di tempat baru akan menghabiskan sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan produksi di lokasi yang ada.
Tai membahas masalah ini pada Senin dengan pembuat obat Pfizer dan AstraZeneca, mengatakan setuju pada solusi yang memberi negara berkembang peran dalam mengatasi kesenjangan kritis dalam produksi dan distribusi vaksin.
Eksekutif industri AS percaya Tai mungkin mendukung pengabaian hak kekayaan intelektual vaksin Covid-19, setelah dia menyebut kesenjangan yang tajam antara akses negara maju dan berkembang ke obat-obatan sama sekali tidak dapat diterima.
Baca juga: Perusahaan Vaksin Bagikan Keuntungan Setara Rp 378 Triliun
REUTERS