TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan, 54 tahun, di Quebec, Kanada, meninggal karena mengalami pembekuan darah setelah mendapatkan suntik vaksin virus corona AstraZeneca. Ini adalah kasus fatal pertama pembekuan darah yang terjadi di Kanada setelah imunisasi vaksin virus corona.
“Kami baru saja mendapatkan pasien pertama yang meninggal karena trombosit, trombosit otak, menyusul imunisasi vaksin virus corona AstraZeneca,” kata Arruda, Selasa, 27 April 2021.
Orang-orang berbelanja di toko kelontong di tengah ketakutan Virus Corona yang terus menyebar, di Toronto, Ontario, Kanada 13 Maret 2020. REUTERS/Carlos Osorio
Perdana Menteri wilayah Quebec Francois Legault mengatakan pihaknya sangat sedih mengetahui kabar seorang perempuan, 54 tahun, yang tadinya sehat, meninggal karena dia baru saja di vaksin. Menurutnya, hasil pemeriksaan labolatorium di Universitas McMaster, Hamilton, menemukan sejumlah anti-body yang menyebabkan sebuah masalah pada trombosit di darahnya. Kondisi ini mengarah pada perempuan malang tersebut, yang identitasnya tidak dipublikasi.
Menurut Arruda, sekitar 400 ribu orang di Quebec sudah mendapat suntik vaksin virus corona AstraZeneca. Tiga kasus pembekuan darah lainnya sedang diinvestigasi. Satu dari tiga kasus itu, dinyatakan sembuh, namun dua kasus lainnya masih belum terkonfirmasi apakah itu ada sangkut-pautnya dengan vaksin AstraZeneca.
Sebelumnya pada awal bulan ini, Kanada untuk pertama kali mengalami kasus pembekuan darah pada seorang perempuan di Quebec, yang baru mendapatkan vaksin Vaxzevria.
Di beberapa negara anggota Uni Eropa, dilaporkan ada sejumlah kasus pembekuan darah yang terkait dengan vaksin virus corona. Kasus itu sedang dievaluasi oleh Badan Pengawas Obat Uni Eropa (EMA).
Baca juga: Bio Farma Terima Vaksin AstraZeneca Gelombang Dua
Sumber: rt.com