TEMPO.CO, Jakarta - Junta Myanmar belum menunjukkan sikap tegas maupun rencana jelas terkait pelaksanaan lima poin konsensus ASEAN. Dikutip dari Channel News Asia, Junta Myanmar menyatakan baru akan mempertimbangkan aplikasi lima poin konsensus penyelesaian krisis itu apabila situasi sudah stabil.
Sebagaimana diketahui, situasi di Myanmar masih jauh dari stabil. Per berita ini ditulis, jumlah korban jiwa dan tahanan politik terus bertambah. Menurut laporan Asoasiai Bantuan Hukum untuk Tahanan Politik, total ada 750 korban jiwa dan 3400 lebih tahanan politik sejak kudeta dilakukan pada 1 Februari lalu.
"Kami akan mempertimbangkan anjuran konstruktif yang dibuat oleh para pemimpin ASEAN apabila situasi di Myanmar sudah stabil," ujar Junta Myanmar dalam keterangan persnya pada Selasa kemarin, 27 April 2021.
Junta Myanmar melanjutkan, mereka akan sangat mengapresiasi apabila negara-negara anggota ASEAN juga membantu implementasi lima poin konsensus. Apabila mengacu pada isinya, ASEAN memang akan terlibat dalam dialog konstruktif ataupun mediasi bersama segala pihak yang terlibat dalam krisis Myanmar.
Secara terpisah, Juru Bicara Junta Myanmar Zaw Min Tun mengklaim Panglima Militer Min Aung Hlaing puas dengan pelaksanaan KTT ASEAN. Menurut Min Aung Hlaing, kata Zaw Min Tun, konferensi pada pekan lalu itu memberi kesempatan Junta Myanmar untuk memberikan keterangan versinya soal krisis yang terjadi.
Mantan Dubes Amerika untuk Myanmar, Scot Marciel, was-was lima poin konsensus KTT ASEAN tidak akan dijalani Junta Myanmar. Menurutnya, pernyataan terbaru junta mengindikasikan mereka mulai menghindari pelaksanaan konsensus itu.
Presiden Joko Widodo (kanan) menghadiri pertemuan KTT ASEAN yang dihadiri oleh kepala negara ASEAN dan perwakilan di Gedung Sekretariat ASEAN Jakarta, Sabtu, 24 April 2021. KTT ASEAN yang pertama kali dilakukan secara tatap muka saat pandemi COVID-19 tersebut salah satunya membahas tentang krisis Myanmar. ANTARA FOTO/HO/ Setpres-Muchlis Jr
"ASEAN tidak boleh gentar melihat Junta Myanmar mulai menghindari keputusan yang dicapai pada KTT ASEAN Sabtu pekan lalu."
"Perlu ada tindak lanjut sesegera mungkin dan hukuman kepada Junta Myanmar untuk penundaan apapun. Ada alasannya kenapa tidak ada satupun warga yang mempercayai Militer Myanmar," ujar Marciel.
Dalam KTT ASEAN, konsensus yang dihasilkan melingkupi berbagai hal. Kelimanya terdiri atas dialog konstruktif, penghentian kekerasan, mediasi antara segala pihak, pemberian bantuan kemanusiaan, dan pengiriman delegasi ASEAN ke Myanmar. Harapannya, dengan konsensus itu dilaksanakan, krisis bisa segera diakhiri.
Baca juga: Pejabat Amerika Ingin Militer Myanmar Dijatuhi Sanksi Lebih Banyak
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA