TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan Inggris pada Senin, 26 April 2021, kompak menjatuhkan sanksi ke seorang anggota Kongres di Guatemala Felipe Alejos Lorenzana karena diduga melakukan kejahatan korupsi.
Penjatuhan sanksi itu menyusul sikap Washington yang menekan sejumlah pemerintah negara bagian di wilayah Amerika tengah untuk memberantas korupsi.
Sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat diumumkan beberapa jam sebelum Wakil Presiden Kamala Harris melakukan pertemuan dengan Presiden Guatemala Alejandro Giammattei untuk mendiskusikan naiknya migrasi di Amerika tengah sehingga mengarah pada krisis di wilayah perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko.
Kementerian Keuangan Amerika Serikat telah memasukkan Lorenzana dalam daftar hitam. Mereka juga memasukkan ke dalam daftar hitam Gustavo Adolfo Alejos Cambara, mantan Kepala Staf di era Presiden Guatemala Alvaro Colom.
“Sanksi-sanksi ini untuk mendukung upaya masyarakat Guatemala dalam mengakhiri momok korupsi dan bagian dari komitmen Pemerintah Amerika Serikat untuk mendukung kemajuan yang positif di Pemerintahan Guatemala,” kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken.
Pada saat yang sama, Inggris juga menjatuhkan sanksi pada Lorenzana dan anggota Kongres Guatemala Oscar Ramon Najera. Inggris menuduh Najera telah memanfaatkan posisinya untuk memfasilitasi suap sehingga sebuah organisasi besar pengedaran narkoba Los Cachiros, bisa tetap beroperasi.
Pada akhir pekan lalu, sumber di Pemerintah Amerika Serikat menyatakan Presiden Joe Biden sedang mempertimbangkan membentuk sebuah gugus tugas dari Kementerian Kehakiman Amerika Serikat dan badan lainnya untuk membantu jaksa penuntut memerangi korupsi di Guatemala, El Salvador dan Honduras.
Baca juga: Kasus Suap PUPR: Hakim Tak Cabut Hak Rizal Djalil dalam Jabatan Publik
Sumber: Reuters