Apirak mengatakan dalam jumpa pers, Rabu, bahwa ia mengundurkan diri karena ia kemungkinan diadili setelah Komisi Pemberantas Korupsi Thailand (NCCC) pada Selasa malam memutuskan Apirak terlibat kasus penyelewengan dana.
"Saya yakin dengan sistem peradilan negeri ini dan saya mau membersihkan nama saya. Setelah berbicara dengan keluarga saya dan pemimpin-pemimpin Demokrat, saya memutuskan mengundurkan diri," kata Apirak.
Apirak, yang memimpin ibukota Thailand dengan 10 juta penduduk, mengatakan pengunduran dirinya secara resmi berlaku pada 19 November usai upacara pembakaran jenazah Puteri Galyani Vadhana, saudara perempuan Raja Bhumibol Adulyadej.
NCCC menilai Apirak, Wakil Ketua Partai Demokrat, telah menandatangani perintah untuk mengucurkan surat kredit bagi pembelian 315 mobil pemadam kebakaran dan 30 kapal pemadam kebakaran. Harga pembelian tersebut diduga dinaikkan berlipat ganda.
Mantan Perdana Menteri Samak Sundaravej juga diduga terlibat kasus tersebut. Sundaravej saat itu masih menjadi gubernur. Selain Sundaravej, tokoh lain yang diduga terlibat adalah mantan Menteri Dalam Negeri Pokin Polakul dan beberapa pejabat lainnya.
Komisi Pemilihan Umum Thailand rencananya akan menggelar pemilihan gubernur baru 90 hari setelah pengunduran diri Apirak.
Bernama| Kodrat Setiawan