TEMPO.CO, Jakarta - Michael Darby, mantan tentara Australia, terekam sedang melakukan aksi jalan sendirian di sebuah jalanan Kota Perth. Aksi yang dilakukan Darby itu untuk memperingati Anzac Day.
Awalnya Australia hendak melakukan perayaan Anzac Day, namun gara-gara pandemic Covid-19 maka acara itu pun dibatalkan. Darby telah menjadi satu-satunya orang yang ngotot tetap melaksanakan perayaan itu.
Dengan bantuan alat bantu jalan, Darby berjalan pelan menuju sebuah monumen di Ibu Kota Perth pada Minggu, 25 April 2021. Di bagian dada dan punggungnya, disematkan tulisan berbunyi ‘hormati yang jatuh’. Dia juga memakai beberapa simbol militer.
One veteran breaks all of Perth’s lockdown rules and walks the ANZAC march with a sign saying “Honour the fallen”.
He's my hero!#convid19 #melbournelockdown #melbourne #victoria #perthlockdown #perth pic.twitter.com/F3OBDcNywz
— Joe (@Joe460) April 26, 2021
Anzac Day adalah peringatan hari nasional untuk mengenang anggota militer Australia dan Selandia Baru yang gugur dalam sejumlah peperangan. Otoritas Perth telah membatalkan acara untuk memperingati peringatan ini setelah memberlakukan lockdown selama tiga hari terhitung mulai Jumat kemarin, 23 April 2021.
Aksi Darby ini disoroti media media lokal, yang kemudian memberi judul ‘lone hero’. Gambar Darby sedang berjalan kaki sendirian, dimuat dengan keterangan foto berbunyi ‘kompleksitas perasaan terhadap lockdown’.
Is the West’s unknown “soldier” in fact anti Covid restrictions protestor and One Nation staffer Michael Darby? If so, he’s posted that he’s not a Veteran. pic.twitter.com/Mr6vzeBLaH
— Gary Adshead (@Gary_Adshead) April 25, 2021
Beberapa aparat kepolisian mencoba membantu Darby, yang sedang melakukan aksi jalan. Aparat kepolisian bahkan mengaturkan pengawalan kehormatan
Darby adalah mantan anggota sayap kanan Partai Satu Negara. Dia pernah mengabdi sebagai tentara selama delapan tahun mulai 1966 – 1974, namun dia tidak pernah terlibat dalam pertempuran.
Dalam sebuah wawancara, Darby mengatakan dia melakukan aksi jalan sendirian karena ingin memprotes aturan lockdown.
“Masyarakat juga berdarah-darah karena sudah dua tahun mereka tidak memperingati Anzac Day,” kata Darby. Pada tahun lalu, Ancaz Day juga dibatalkan gara-gara pandemi Covid-19.
Baca juga: Aksi Turun ke Jalan di Tokyo Memprotes Kudeta di Myanmar
Sumber: rt.com