TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 200 orang di utara Jerman diminta untuk kembali melakukan suntik vaksin virus corona. Pasalnya, seorang perawat yang bertugas menyuntikkan vaksin bikin blunder dengan menyuntikkan cairan saline (infus), bukan vaksin Pfizer-BioNTech.
Otoritas setempat dalam sebuah pernyataan pada Minggu, 25 April 2021, menyatakan seorang perawat yang bertugas di sebuah pusat imunisasi vaksin virus corona di distrik Friesland, Lower Saxony, Jerman, mengaku telah melakukan penukaran (vaksin dengan cairan saline).
Baca Juga:
Sebuah jam digital pada ponsel terlihat di depan gerbang Brandenburg, selama wabah virus corona (COVID-19), di Berlin, Jerman, Selasa, 31 Maret 2020. Pandemi virus baru ini membuat sejumlah kota besar yang biasanya ramai terlihat sepi di siang hari. REUTERS/Hannibal Hanschke
Identitas perawat itu tidak dipublikasi. Dia berusia 40 tahun-an, yang diberi tugas untuk mengisi jarum suntik dengan vaksin Pfizer-BioNTech.
Dalam pengakuannya, dia tanpa sengaja menjatuhkan satu ampul vaksin virus corona Pfizer-BioNTech saat sedang bekerja pada Rabu, 21 April 2021. Dia ingin menyembunyikan kesalahannya itu sehingga tidak melaporkannya.
Untuk menutup jejak kesalahannya, perawat perempuan itu mengisi enam jarum suntik dengan cairan saline normal dan meneruskannya ke petugas medis yang lain, yang bertugas menyuntikkannya ke si penerima vaksin.
Kesalahan ini tersimpan rapi hingga perawat itu cerita ke salah satu teman kerjanya, yang kemudian mengadukannya ke otoritas medis. Cairan normal saline adalah sodium chloride, yang larut dalam air dan tidak berbahaya.
Cairan tersebut bisa disuntikkan untuk merawat pasien yang mengalami dehidrasi atau untuk penggunaan luar, seperti membersihkan luka dan membantu mengatasi mata yang kering.
Masalah muncul saat identitas siapa yang mendapatkan vaksin yang keliru itu, tidak diketahui. Pasalnya, ada sekitar 200 orang mendatangi pusat imunisasi vaksin virus corona itu pada 21 April 2021. Mereka dijadwalkan mendapatkan suntik dosis kedua vaksin virus corona pada 12 Mei 2021.
Atas kejadian ini, Sven Ambrosy dari administrator Friesland menyatakan telah meningkatkan pengawasan. Artinya, setidaknya ada dua orang yang terlibat dalam penanganan vaksin virus corona pada satu waktu.
Kepolisian menginvestigasi kasus ini. Media lokal mewartakan perawat yang salah itu, tampaknya akan dipecat.
Baca juga: Polisi Tetapkan Penganiaya Perawat RS Siloam Sebagai Tersangka
Sumber : rt.com