Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Amerika Kaji Pengiriman Suplai Vaksin COVID-19 AstraZeneca Miliknya ke India

image-gnews
Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci, menghadiri pertemuan respons virus Corona dengan Presiden AS Donald Trump dan Gubernur Lousiana John Bel Edwards di Oval Office Gedung Putih, Washington, AS, 29 April 2020.[REUTERS]
Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci, menghadiri pertemuan respons virus Corona dengan Presiden AS Donald Trump dan Gubernur Lousiana John Bel Edwards di Oval Office Gedung Putih, Washington, AS, 29 April 2020.[REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika berjanji akan mengirimkan segala bantuan yang mereka bisa untuk India, termasuk vaksin COVID-19. Bahkan, Amerika mempertimbangkan untuk mengirimkan surplus suplai vaksin COVID-19 mereka. Adapun salah satu vaksin yang tengah dipertimbangkan untuk dikirim adalah vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Hal tersebut dinyatakan oleh Penasihat Medis Pemerintah Amerika Antony Fauci. Dikutip dari kantor berita Reuters, Fauci mengatakan Amerika memiliki puluhan juta dosis suplai vaksin COVID-19 AstraZeneca yang tidak terpakai dan surplus itu bisa dimanfaatkan oleh India.

"Hal tersebut (menyumbangkan vaksin AstraZeneca) adalah salah satu hal yang bisa saya pastikan secara aktif dipertimbangkan," ujar Fauci, Ahad, 25 April 2021.

Per berita ini ditulis, vaksin AstraZeneca belum dipakai di Amerika karena vaksin yang digarap bersama Universitas Oxford itu belum mendapat pengesahan dari badan regulator setempat. Di sisi lain, Pemerintah Amerika mengklaim memiliki cukup banyak dosis vaksin dari Pfizer, Moderna, serta Johnson & Johnson untuk beberapa pekan ke depan. Alhasil, besar kemungkinan vaksin AstraZeneca mereka tak akan terpakai.

Kamar Dagang Amerika, pekan lalu, telah meminta Presiden Joe Biden untuk menyumbangkan suplai vaksin AstraZeneca yang mereka punya ke negara lain. Salah satu negara yang mereka sarankan adalah India di mana telah mencatat 17 juta kasus dan 195 ribu kematian akibat COVID-19.

Dua pasien Covid-19 berbaring di satu ranjang saat dirawat di rumah sakit Lok Nayak Jai Prakash (LNJP), New Delhi, India, 15 April 2021. Dua pasien positif pun terpaksa berbagi ranjang karena ruang isolasi yang disediakan sudah penuh sejak kasus Covid-19 melonjak drastis pada Kamis (15/4). REUTERS/Danish Siddiqui

"Kamar Dagang Amerika sangat menganjurkan administrasi Joe Biden untuk melepas vaksin AstraZeneca yang disimpan, termasuk alat bantu hidup, ke India, Brasil, dan negara lain yang terdampak COVID-19," ujar Wakil Presiden Kamar Dagang Amerika, Myron Brilliant.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gedung Putih enggan memberikan komentar soal kemungkinan mengirimkan puluhan juta dosis vaksin AstraZeneca yang mereka punya. Namun, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Emily Horne telah memastikan Amerika bakal mengirim bahan baku vaksin, peralatan medis, dan alat pelindung diri ke India dalam waktu dekat. 

Sebagaimana diketahui, situasi pandemi COVID-19 di India sungguh genting beberapa pekan terakhir. Angka kasus harian di sana terus bertambah dan secara konsisten memecahkan rekor jumlah. Per berita ini ditulis, India mencatat 349 ribu kasus per hari atau naik 4000 kasus dibanding angka sebelumnya.

Terus meningkatnya angka kasus itu tak ayal membuat sistem kesehatan di sana kelimpungan. Rumah sakit, misalnya, kewalahan menangani penambahan pasien karena jumlah mereka yang timpang dengan ketersediaan tempat tidur, ventilator, hingga tabung oksigen bantuan. Sementara itu, di krematorium, angka jenazah terus bertambah.

Vaksinasi menjadi strategi PM India Narendra Modi untuk mengendalikan situasi yang buruk itu. Namun, di saat bersamaan, produsen-produsen vaksin COVID-19 di India kekurangan bahan baku untuk menggenjot produksi vaksin.

Baca juga: Italia Larang Pendatang dari India Masuk Karena Varian Baru COVID-19

ISTMAN MP | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 jam lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

1 hari lalu

Aktris Jun Ji Hyun. (Soompi)
Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.


Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

2 hari lalu

Ilustrasi ular dari keluarga MadtsoiidaeNewscientist.com/dimodifikasi dari nixillustration.com
Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

3 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

3 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

6 hari lalu

Seorang pria memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di desa Nongriat, selama tahap pertama pemilu, di Shillong di negara bagian Meghalaya, India, 19 April 2024. REUTERS/Adnan Abidi
Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

Jika menang, Narendra Modi akan menjadi perdana menteri kedua yang terpilih tiga kali berturut-turut, setelah Jawaharlal Nehru.


Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

6 hari lalu

Salman Khan. AP
Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

Dua lelaki memberondong rumah aktor India Salman Khan di daerah Mumbai Bandra, belum lama ini. Bintang Bollywood ini pernah dapat ancaman pembunuhan.


4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

6 hari lalu

Sejumlah rudal Iran dipamerkan selama parade militer tahunan di Teheran, Iran, 22 September 2023. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.


Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

6 hari lalu

Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa