TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada Jumat melontarkan pernyataan kontroversial, mengatakan militer Brasil akan turun ke jalan mengikuti perintahnya untuk memulihkan ketertiban.
Pernyataan Jair Bolsonaro ini menimbulkan tuduhan Bolsonari ingin mempolitisasi angkatan bersenjata.
Dikutip dari Reuters, 24 April 2021, Bolsonaro mengatakan selama wawancara TV bahwa dia tidak akan merinci apa yang dia persiapkan. Tetapi dia mengatakan bahwa "jika kita memiliki masalah, kita memiliki rencana tentang bagaimana memasuki medan tempur...angkatan bersenjata kami suatu hari nanti dapat turun ke jalan."
Komentar Bolsonaro, mantan kapten angkatan darat sayap kanan yang telah lama memuji kediktatoran militer Brasil selama dua puluh tahun, tidak akan banyak membantu meredakan kritik yang mengkhawatirkan politisasi militernya. Yang lain khawatir Bolsonaro enggan menyerahkan kekuasaan secara damai jika ia kalah dalam pemilihan presiden tahun depan.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro menghadiri KTT iklim global Earth Day virtual melalui tautan video di Brasilia, Brasil 22 April 2021. [Marcos Correa / Kantor Kepresidenan Brasil melalui REUTERS]
Jair Bolsonari semakin mendapat tekanan karena pandemi virus corona di Brasil semakin tidak terkendali.
Ia telah menghadapi kritik luas atas penanganan wabah di Brasil, yang memiliki jumlah kematian akibat virus corona tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Bulan lalu, Bolsonaro menempatkan mantan kepala stafnya yang bertanggung jawab atas Kementerian Pertahanan dan menukar ketiga komandan angkatan bersenjata sebagai bagian dari perombakan kabinet, yang mengejutkan perwira militer senior.
Sejak kemenangannya dalam pemilu 2018, Bolsonaro telah membuat tuduhan tak berdasar tentang kecurangan pemilu di Brasil, yang menurut para kritikus dapat menjadi dasar untuk menantang pemilu mendatang dengan nada yang sama seperti idola politiknya, mantan Presiden AS Donald Trump.
Jair Bolsonaro mendukung klaim tidak berdasar Trump bahwa ada kecurangan dalam pilpres AS tahun lalu, yang memuncak dalam serangan mematikan pada 6 Januari oleh para pendukungnya di gedung Capitol di Washington.
Baca juga: Ini Daftar Menteri yang Kena Rombak Kabinet Presiden Jair Bolsonaro
REUTERS