TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi COVID-19 yang memburuk di India membuat persedian oksigen bantuan di sana terbatas. Walaupun pemerintah sudah berjanji akan meningkatkan persediaan tabung oksigen bantuan hingga 100 ribu unit, hal itu masih jauh dari pelaksanaan. Alhasil, persediaan oksigen bantuan yang tersedia dijaga ketat oleh pasukan bersenjata.
Dikutip dari kantor berita Reuters, Pemerintah India serta produsen oksigen bantuan sampai melibatkan aparat bersenjata untuk mengamankan suplai oksigen. Ada yang ditempatkan di proses distribusi, ada juga yang ditempatkan di lokasi produksi. Mereka khawatir akan ada upaya paksa untuk mengambil supplai oksigen bantuan. Adapun salah satu penjagaan terketat terjadi perusahaan oksigen bantuan Inox, Uttar Pradesh.
"Sekarang semua rumah sakit membutuhkan suplai 3-4 kali dari kebutuhan mereka yang biasanya," ujar seorang distributor oksigen bantuan dari perusahaan Inox, Vakeel, Jumat, 23 April 2021.
Salah seorang supervisor di Inox, yang enggan disebutkan namanya, menyatakan hal senada. Ia berkata, suplai oksigen yang tersedia mulai menipis dan tidak yakin bakal cukup untuk memenuhi permintaan yang ada. Itulah kenapa, kata ia, Kepolisian dan Pemerintah mulai mengirimkan aparat ke tempatnya untuk melakukan penjagaan.
Beberapa dari mereka, lanjut supervisor tersebut, membawa senapan laras panjang. Selain itu, mereka tidak datang 1-2 kali saja ke lokasi produksi oksigen buatan, tetapi berkali-kali dan bahkan ketika tak diminta sekalipun.
"Mustahil untuk memenuhi demand yang ada. Bahkan, walaupun kami membangun lima lokasi produksi baru, hal itu masih tidak akan mencukupi," ujar supervisor tersebut.
Keterbasaan persediaan oksigen bantuan pada akhirnya memaksa berbagai pihak untuk berimprovisasi. Dokter-dokter di rumah sakit mengaku belajar membatasi penggunaan oksigen bantuan. Sementara itu, warga yang mampu beralih ke pasar gelap untuk mendapatkan tabung oksigen bantuan.
Di Rumah Sakit Shanti Mukand, New Delhi, dokter yang berada di sana sampai harus melepas sejumlah pasien demi menjaga persediaan oksigen. Sunil Saggar, Kepala Rumah Sakit Shanti Mukand, menyatakan dirinya selalu dilanda kekhawatiran truk pasokan oksigen tidak akan datang suatu hari nanti karena suplai benar-benar habis.
"Setiap hari seperti itu sekarang. Tiap 24 jam kami harus menunggu seiring dengan jarum indikator di tabung oksigen mengarah ke angka nol," ujar Saggar mengeluh soal kondisi di India.
Per berita ditulis, India tercatat memiliki 16,5 juta kasus dan 188 ribu kematian akibat COVID-19. Angka kasus harian mencapai titik tertingginya pada hari Jumat, 322 ribu kasus per hari.
Baca juga: Pandemi COVID-19 Memburuk, India: Kami Menghadapi Fase Terburuk
ISTMAN MP | REUTERS