TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi pada Kamis, 22 April 2021, mengutarakan harapan agar KTT ASEAN di Jakarta pada 22 – 24 April 2021 bisa menjadi jalan bagi ‘soft landing’ terkait krisis di Myanmar.
KTT ASEAN ini akan menjadi upaya internasional yang pertama dalam melonggarkan krisis di Myanmar. Gelombang unjuk rasa di negara yang dulu bernama Burma itu, telah menewaskan ratusan demonstran pro-demokrasi sejak kudeta militer pada 1 Februari 2021.
Pertemuan tingkat tinggi itu, juga akan menjadi ujian bagi ASEAN, yang secara tradisional menahan diri untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing negara anggota.
“Cina berharap pertemuan itu bisa mengarah ke awal yang baik untuk membantu mewujudkan ‘soft landing’ bagi situasi di Myanmar,” kata Wang.
Para pengunjuk rasa membuat formasi tameng untuk menghindari serangan dari aparat di Nyaung-U, Myanmar, Ahad, 7 Maret 2021. Lebih dari 50 pengunjuk rasa telah dibunuh oleh pasukan keamanan. Media sosial oleh Reuters.
Sebelumnya, Wang telah melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Thailand dan Brunei Darussalam. Keketuaan ASEAN saat ini dipegang oleh Brunei Darussalam.
Cina bukan anggota ASEAN, namun masuk dalam ASEAN Plus Three bersama dengan Jepang dan Korea Selatan. Masih belum diketahui pasti apakah Cina akan menghadiri KTT ASEAN di Jakarta.
Menurut Wang, intervensi yang tidak sepantasnya dari luar kawasan harus dihindari. Sebab kenyataan telah membuktikan tekanan yang kuat oleh pasukan asing tidak akan menyelesaikan masalah internal tersebut. Sebaliknya, ini akan menciptakan turbulensi atau bahkan situasi yang semakin memburuk. Hal tersebut, tentu akan berdampak pada ketidakstabilan di kawasan.
Baca juga: Cina Klaim Hasil Pertemuan Dengan Amerika di Alaska Positif
Sumber: Reuters