TEMPO.CO, Jakarta - Badan pengawas obat-obatan Inggris pada Kamis mengatakan telah mencatat 168 kasus pembekuan darah setelah menerima dosis vaksin AstraZeneca dengan tingkat 7,9 pembekuan darah per juta dosis.
Angka ini naik dari 100 kasus yang dilaporkan minggu lalu, ketika insiden kasus keseluruhan adalah 4,9 per juta dosis, dikutip dari Reuters, 23 April 2021.
Vaksin AstraZeneca telah diselidiki setelah ditemukan masalah pembekuan darah yang sangat langka pada sejumlah penerima dan beberapa negara, termasuk Inggris, telah merekomendasikan agar hanya orang di atas usia tertentu yang divaksin AstraZeneca.
Adam Finn, Profesor Pediatri di Universitas Bristol, mengatakan lonjakan kasus yang dilaporkan diharapkan terjadi.
"Kasus-kasus dilaporkan dengan andal dan cepat, tetapi ada juga kasus yang terjadi sebelumnya sekarang telah dikenali dan dilaporkan juga," kata Finn.
"Saya berharap jumlah sebenarnya dari kasus per juta dosis vaksin menjadi jelas segera setelah laporan ini stabil tetapi sudah jelas bahwa ini akan tetap menjadi peristiwa yang sangat langka," katanya.
Ada 21,2 juta dosis pertama suntikan vaksin AstraZeneca diberikan dalam program vaksinasi Inggris, dengan semua kecuali satu dari laporan kasus efek samping muncul setelah dosis pertama. Jumlah total tidak diberikan untuk pemberian dosis kedua.
Total ada 32 kematian yang dilaporkan akibat pembekuan darah dibandingkan dengan 22 kasus yang dilaporkan minggu lalu, tetapi tingkat kematian dari pembekuan darah yang dilaporkan turun dari 22% menjadi 19%.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menerima suntikan vaksin Covid-19 di London, Inggris, Jumat, 19 Maret 2021. Johnson (56 tahun) menerima dosis pertama vaksin buatan Oxford/AstraZeneca. Frank Augstein/Pool via REUTERS
Inggris telah menyarankan kelompok usia di bawah 30-an menerima vaksin Covid-19 lain selain vaksin AstraZeneca-Oxford, setelah regulator obat-obatan MHRA menemukan bukti adanya hubungan gumpalan langka dengan tingkat trombosit yang rendah.
Para pejabat Eropa dan WHO telah menekankan bahwa efek samping "jarang sekali", dan menyarankan orang tetap divaksin AstraZeneca.
Aturan Inggris yang menyarankan kelompok usia di bawah 30 tahun untuk tidak disuntik AstraZeneca didasarkan oleh risiko rendah kelompok usia tersebut dari paparan Covid-19, dikombinasikan dengan prevalensi infeksi yang rendah di Inggris.
Hal itu berbeda dengan beberapa negara Eropa seperti Prancis, yang telah memutuskan untuk membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca untuk orang berusia di atas 55 tahun.
"Berdasarkan tinjauan yang sedang berlangsung ini, sarannya tetap bahwa manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya pada sebagian besar orang," kata MHRA pada Kamis, mengulangi sarannya untuk vaksin AstraZeneca.
Baca juga: Pasokan Vaksin Covid-19 Cukup, Israel Tidak Butuh Lagi Vaksin AstraZeneca
REUTERS