TEMPO.CO, Jakarta - Israel tidak lagi menginginkan vaksin AstraZeneca dan sedang berunding dengan perusahaan untuk meminta pengiriman dialihkan ke tempat lain, kata koordinator penanganan pandemi Covid-19 Israel pada Rabu.
"Kami mencoba menemukan solusi terbaik. Bagaimanapun, kami tidak ingin (vaksin) sampai di sini dan harus membuangnya ke tempat sampah," kata pejabat satgas Covid-19 Israel Nachman Ash, kepada Army Radio, dikutip dari Reuters, 22 April 2021.
Nachman Ash tidak menyinggung kasus pembekuan darah vaksin AstraZeneca di Eropa. Banyak negara di Eorpa melanjutkan penggunaan AstraZeneca setelah pengawas obat Uni Eropa mengatakan manfaat lebih besar daripada risikonya.
Israel telah bergerak cepat tahun lalu ketika mencoba untuk mengamankan dosis vaksin pada puncak pandemi dan dipesan sebelumnya dari sejumlah perusahaan, termasuk AstraZeneca dan Pfizer.
Israel dianggap sukses menjalankan program vaksinasi yang sebagian besar menggunakan vaksin Pfizer/BioNTech.
Infeksi Covid-19 di Israel telah menurun secara dramatis dan ekonomi telah dibuka kembali.
Israel juga membeli vaksin Covid-19 dari Moderna, yang menggunakan teknologi messenger RNA (mRNA) serupa.
Orang-orang berpose untuk foto di pantai Laut Mediterania pada hari pembentukan Israel yang menandai peringatan 73 tahun berdirinya Israel, di sebuah pantai di Tel Aviv, Israel 15 April 2021. REUTERS / Corinna Kern
Ash mengatakan bahwa dengan pasokan yang aman hingga tahun 2022, Israel tidak lagi memerlukan 10 juta dosis yang disepakati untuk dibeli dari AstraZeneca.
"Mereka pasti dapat digunakan di tempat lain di dunia. Saat ini, kami sedang berusaha mencari, bersama dengan perusahaan, cara terbaik untuk melakukan ini," katanya.
"Kami percaya akan lebih baik jika mereka (vaksin) tidak datang ke Israel dan kami setuju dengan perusahaan tentang beberapa cara untuk mengalihkan mereka ke tempat lain."
AstraZeneca tidak berkomentar terkait permintaan Israel.
Sekitar 81% warga Israel atau penduduk di atas 16 tahun, kelompok usia yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin Pfizer/BioNTech di Israel, telah menerima kedua dosis vaksin itu.
Sekitar 167.000 dari 5,2 juta warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan Gaza yang dikuasai oleh kelompok Islam Hamas telah memiliki setidaknya satu dosis vaksin Covid-19, dengan pasokan datang dari Israel, Rusia, Uni Emirat Arab, program berbagi vaksin COVAX global dan Cina.
Baca juga: Israel Resmi Cabut Aturan Wajib Masker di Luar Ruangan
REUTERS