TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Rabu, 21 April 2021 menyebut Ukraina dan NATO telah melakukan sejumlah persiapan militer. Rusia menyerukan kepada Ukraina dan NATO agar menahan diri dari tindakan – tindakan yang bisa mengarah pada ketegangan di kawasan.
Sebelumnya pada Selasa kemarin Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menantang Presiden Rusia Vladimir Putin agar menemuinya di kawasan Donbass untuk melakukan perundingan. Perundingan tersebut ditujukan untuk mengakhiri konflik dan melonggarkan ketegangan antar kedua negara yang saling bertetangga.
Seorang penembak jitu angkatan bersenjata Ukraina menembakkan senapannya saat latihan di dekat kota Marinka di wilayah Donetsk, Ukraina 13 April 2021. REUTERS/Anastasia Vlasova
Kyiv dan Moskow saling menyalahkan atas ketegangan di Donbass, dimana tentara Ukraina bertempur dengan kelompok pemberontak yang diduga didukung oleh Rusia. Ukraina menyebut, sebanyak 14 ribu tentaranya gugur sejak 2014.
Ukraina bersekutu dengan negara-negara Barat dan NATO. Negara itu telah menuduh Rusia bersikap profokatif dengan menempatkan tentaranya di wilayah perbatasan Ukraina timur dengan Krimea.
Sebaliknya, Rusia menuduh Amerika Serikat dan NATO yang sudah bersikap proaktif di kawasan laut hitam.
“Mr. Putin, saya siap untuk melangkah lebih jauh dan mengundang Anda untuk bertemu dimana saya di wilayah Donbass, Ukraina, di mana di sana terjadi peperangan,” kata Presiden Zelenskiy.
Kebuntuan antara Ukraina dan Rusia telah membuat Kyiv mendorong negara anggota NATO agar mau menerima Ukraina dalam aliansi militer NATO. Ukraina juga menyerukan kepada Uni Eropa agar memberlakukan sanksi-sanksi ekonomi kepada Moskow, namun menyadari lembaga di Benua Biru itu mungkin masih belum siap.
Baca juga: Ukraina Cemas 120 Ribu Tentara Rusia Bakal Dikerahkan ke Perbatasan
Sumber: Reuters