Dalam laporan Harian Nanfang, tempat pembakaran batu bata di Cina bisa menggunakan produk dari susu beracun itu untuk membuat batu bata. Hal ini disampaikan Wang Fan, direktur keselamatan makanan kota.
Rencana ini muncul setelah tempat pembuangan akhir di Guangzhou dalam awal bulan ini menuangkan susu beracun ke sungai, yang dikhawatirkan membuat masalah baru dengan mengkontaminasi suplai air untuk penduduk.
Dalam produksi batu bata dengan menggunakan produk susu beracun ini, proses pabriknya akan menelan biaya 700 Yuan atau sekitar Rp 1 juta untuk satu ton proses produksinya. Dalam hitungan ini akan memangkas biaya produksi sampai 70 persen lebih murah daripada membakar dengan menggunakan kotak incinerator.
Dilaporkan pula bahwa pemerintah telah mengijinkan pembakaran produk beracun sebagai alternatif, asal dengan biaya kurang dari 200 yuan atau sekitar Rp3 juta per ton. Meski demikian, jumlahnya akan dibatasi pada ambang batas polusi.
Dari kasus susu beracun yang menjadi skandal makanan di Cina, telah menewaskan empat anak dan membuat 53 ribu anak dan bayi sakit.
AFP| Nur Haryanto