TEMPO.CO, Jakarta - Wabah virus corona di Filipina menghadapi krisis terburuk. Tenaga kesehatan di Ibu Kota Manila bekerja lebih keras dari sebelumnya.
“Situasi sekarang lebih parah. Ini versi 2.0, di mana kasus-kasus meningkat dan kami lebih lelah,” kata Nick Yanez, 28 tahun, perawat di mobil ambulan, yang sibuk membawa pasien-pasien Covid-19.
Pekerja rumah sakit yang mengenakan masker wajah tidur di atas bangku di sebuah kapel pemakaman di Makati City, Metro Manila, Filipina, 1 April 2020. Kapel ini menjadi shelter sementara bagi para pekerja kesehatan dari rumah sakit terdekat yang merawat pasien penyakit virus corona (COVID-19), REUTERS/Eloisa Lopez
Data yang diperlihatkan Kementerian Kesehatan Filipina memperlihatkan ada lebih dari 10.400 kasus harian Covid-19 sejak awal April. Jumlah itu hampir dua kali lipat di banding Maret, begitu pula jika dibanding periode yang sama tahun lalu.
Manila yang di huni oleh 13 juta jiwa berstatus lockdown selama dua pekan, namun hal itu tampaknya hanya sedikit melonggarkan tekanan yang dialami sistem medis Filipina.
Kapasitas ruang ICU di Manila sudah 84 persen memenuhi kapasitas. Sedangkan 70 persen bangsal rumah sakit di penuhi pasien Covid-19 dan 63 persen tempat tidur ruang isolasi terisi.
“Saya bisa mendengar istri saya berbicara di ruangan lain dan setiap kali dia menutup telepon, dia akan menangis,” kata Jaybee Garganera, warga Manila yang menceritakan saat dia terinfeksi Covid-19 dan istrinya kesulitan mencari rumah sakit yang lowong.
Di Filipina ada 945.745 kasus positif Covid-19 sejak pandemi Covid-19 di negara itu terjadi. Dari jumlah itu, ada 17 ribu tenaga kesehatan yang ikut terinfeksi. Sejauh ini, sudah 16 orang di Filipina meninggal gara-gara virus corona.
Baca juga: Ada Varian Covid, Hong Kong Tutup Penerbangan dari India, Pakistan, dan Filipina
Sumber: Reuters