TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Selasa menyerukan negara Barat untuk sanksi ekonomi baru terhadap Moskow karena Rusia akan segera memiliki lebih dari 120.000 tentara di perbatasan Ukraina.
Ukraina, Amerika Serikat, dan NATO telah khawatir dengan peningkatan besar pasukan Rusia di dekat Ukraina dan di Krimea, semenanjung yang dianeksasi Moskow dari Ukraina pada tahun 2014.
Dikutip dari Reuters, 20 April 2021, pejabat Barat mengatakan konsentrasi pasukan sekarang lebih besar daripada periode sejak pencaplokan Krimea.
"Pasukan Rusia terus tiba di dekat perbatasan kami di timur laut, di timur dan di selatan. Dalam sekitar seminggu, mereka diperkirakan akan mencapai pasukan gabungan lebih dari 120.000 tentara," kata Kuleba pada konferensi pers online.
"Ini tidak berarti mereka akan berhenti membangun pasukan mereka pada jumlah itu," kata Kuleba.
Anggota angkatan bersenjata Ukraina berdiri di samping kendaraan lapis baja selama latihan di lapangan tembak di wilayah Donetsk, Ukraina 20 April 2021. [REUTERS / Serhiy Takhmazov]
Kuleba menghadiri konferensi video dengan para menteri luar negeri Uni Eropa. Ia meminta rekan-rekan Eropa untuk mulai mempertimbangkan babak baru sanksi sektoral terhadap Rusia.
Diplomat utama Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan pada Senin bahwa Rusia telah memusatkan lebih dari 150.000 tentara di perbatasan Ukraina dan di Krimea.
Kuleba juga meminta Rusia untuk berkomitmen kembali pada gencatan senjata di Ukraina timur, di mana Rusia telah mendukung pasukan separatis dalam konflik yang dimulai sejak 2014.
Rusia mengatakan pengerahan pasukan itu adalah latihan militer kilat tiga minggu untuk menguji kesiapan tempur untuk menanggapi ancaman NATO. Latihan tempur di perbatasan Ukraina akan selesai dalam dua minggu, kata Rusia.
Baca juga: Ukraina dan Rusia Memanas, Inggris Kirim Kapal Perang ke Laut Hitam
REUTERS