TEMPO.CO, Jakarta - Era Castro berakhir di Partai Komunis Kuba. Dikutip dari kantor berita Reuters, Partai Komunis Kuba telah memilih Presiden Miguel Diaz-Canel sebagai pemimpin Partai Komunis Kuba setelah Raul Castro pensiun pekan lalu. Walau begitu, Raul Castro akan tetap berperan sebagai konsultan untuk Diaz-Canel.
"Kamerad Raul akan menjadi konsultan untuk keputusan-keputusan strategis dengan dampak besar terhadap keberlanjutan Kuba. Ia akan selalu bersama kita," ujar Diaz-Canel, Senin waktu setempat, 19 April 2021.
Diaz-Canel melanjutkan, Raul Castro juga akan membantu pengambilan keputusan untuk kesalahan-kesalahan yang diperbuat Partai Komunis Kuba. Hal ini dikarenakan partai komunis tersebut adalah warisan dari klan Castro.
Sebelum Diaz-Canel terpilih, klan Castro telah memimpin selama kurang lebih enam dekade. Kepemimpinan mereka dimulai dari Fidel Castro, kakak dari Raul. Bersama Raul, Fidel Castro memimpin revolusi Kuba di tahun 1959 untuk mendirikan negara komunis di dekat Amerika.
Adapun rencana mengakhiri kepemimpinan Castro di Partai Komunis Kuba sudah disinyalkan Raul Castro sejak beberapa tahun yang lalu. Walaupun ia baru menyatakan bakal mundur pada 2018 lalu, saat menyerahkan posisi presiden ke Miguel Diaz-Canel, proses transisi sudah dimulai sejak tahun 2016.
Dalam Kongres Partai Komunis Kuba di tahun 2016, Raul Castro menyatakan sudah saatnya kepengurusan partai diperbarui. Menurutnya, Partai Komunis Kuba tidak bisa terus-terusan dipimpin generasi lama yang bertarung di Sierra Maestra pada 1959 untuk menggulingkan diktator sokongan Amerika.
Miguel Diaz-Canel bersama Raul Castro. Ariel Ley Royero/ACN via REUTERS
Diaz-Canel melanjutkan bahwa dia akan menekankan kontuinitas dalam memimpin Kuba maupun partai komunisnya. Dengan kata lain, belum bakal ada perubahan terhadap sistem satu partai sosialisnya.
Diaz-Canel juga tidak mensinyalkan reformasi ekonomi yang justru didengungkan berbagai pihak. Menurut Diaz, perekonomian Kuba masih cukup solid meski dihajar pandemi dan sanksi. Realitanya, menurut laporan Reuters, Kuba menderita berbagai kekurangan, terutama suplai bahan pokok.
Terakhir, Diaz-Canel menyatakan dia akan bersikpa tegas terhadap aktivis oposisi. Hal itu merespon peningkatan pergerakan oposisi yang terdiri atas seniman dan jurnalis. Mereka memprotes pemerintahan Kuba yang kurang kompeten dan terbatasnya kebebasan berpendapat
"Mereka yang menginginkan invasi, mereka yang terus menyerang baik lisan maupun perbuatan, akan diperingatkan bahwa kesabaran kami ada batasnya," ujar Diaz-Canel.
Beberapa warga Kuba optimistis Diaz-Canel bakal membawa Kuba keluar dari keterpurukan. Menurut mereka, Diaz-Canel lebih modern, melek perkembangan zaman dibanding Fidel Castro maupun Raul Castro. Namun, ada juga yang pesimistis dia akan membawa banyak perubahan karena Raul Castro tetap terlibat di belakang Partai Komunis Kuba.
Baca juga: Hari ini, 10 Tahun Fidel Castro Mengundurkan Diri dari Partai Komunis Kuba
ISTMAN MP | REUTERS