TEMPO.CO, Jakarta - Lima orang dirawat di rumah sakit setelah terluka dalam penembakan massal di Shreveport, Louisiana, stasiun televisi yang berafiliasi dengan CBS, KSLA melaporkan pada Minggu malam,
Penembakan di Lousiana ini adalah penembakan ketiga yang dilaporkan di Amerika Serikat dalam 24 jam.
Dikutip dari Reuters, 19 April 2021, polisi mengatakan mereka sedang dalam tahap pertama penyelidikan insiden tersebut, tanpa memastikan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit atau bagaimana kondisi mereka.
Petugas polisi awalnya merespons laporan kemacetan lalu lintas ketika suara tembakan terdengar. "Kami menanggapi laporan kemacetan lalu lintas malam ini dan selama kemacetan itu, banyak tembakan dilepaskan," kata juru bicara kepolisian.
Satu korban ditembak di kepala, sementara yang lain menderita beberapa luka tembak, menurut surat kabar lokal Love Shreveport-Bossier.
Di Shreveport, yang terletak di barat laut Louisiana, beberapa unit polisi dikirim ke tempat kejadian, yang berlangsung sekitar jam 9 malam waktu setempat pada hari Minggu di Hearne Avenue, menurut laporan KSLA.
Korban dibawa ke Ochsners LSU Health dan rumah sakit setempat lainnya, menurut laporan itu.
Sebelumnya pada hari Minggu tiga orang tewas di sebuah kompleks apartemen di Austin, Texas dan pihak berwenang memburu mantan wakil sheriff yang dicari sehubungan dengan penembakan itu. Secara terpisah, tiga orang tewas dan dua lainnya luka dalam penembakan di sebuah bar di Kenosha County, Wisconsin, pada Minggu dini hari.
Insiden hari Minggu terjadi ketika Amerika Serikat diterpa lonjakan penembakan dalam beberapa pekan terakhir. Seorang pria bersenjata menewaskan delapan pekerja dan membunuh dirinya sendiri di pusat FedEx Indianapolis pada Kamis malam, dengan setidaknya tujuh penembakan massal mematikan dilaporkan di Amerika Serikat selama sebulan terakhir.
Serentetan penembakan telah meningkatkan tekanan publik untuk memperketat peraturan senjata. Sebagian besar orang Amerika mendukung undang-undang senjata yang lebih ketat, menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos, tetapi Washington tidak berbuat banyak untuk mengatasi masalah penembakan massal dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Lagi: Penembakan Massal Terjadi di Amerika Serikat
REUTERS