TEMPO.CO, Jakarta - Tepat hari ini, 19 April 2021, sudah 10 tahun Fidel Castro mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Komunis Kuba. Fidel sudah memimpin partai tersebut sejak revolusi pada 1959 lalu. Dan, 3 tahun sebelum mundur dari kursi tertinggi Partai Komunis Kuba, ia terlebih dahulu mengundurkan diri sebagai Presiden Kuba.
Pria yang juga menjadi sahabat Che Guevara ini lahir di Biran, Provinsi Holguin, 13 Agustus 1926 dengan nama Fidel Alejandro Castro Ruz. Fidel memiliki latar belakang sebagai anak seorang petani tebu yang cukup kaya di Las Manacas, Biran.
Sebelum mencapai kejayaan pada setiap revolusi yang ia lakukan bersama teman seperjuangannya, di masa-masa awal kuliah—Fidel masuk Fakultas Hukum, Universitas Havana pada 1945, ia hanyalah remaja yang buta akan persoalan politik. Namun, ia tetap gigih untuk memahami hal tersebut dengan mengikuti beragam aktivisme yang ada di kampus.
Dengan bergelut dalam aktivisme tersebut, membuat Fidel memiliki pandangan politik anti-imperialisme dan menentang intervensi Amerika Serikat di Teluk Babi. Dengan segala macam aktivisme tersebut itulah ia membuat berbagai macam prinsip solidaritas internasional.
Fidel mengguncang Kuba untuk pertama kalinya setelah mengkritik keras tindakan korupsi dan kekerasan yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Ramon Grau. Dalam hal ini, ia menyampaikan pidatonya di depan khalayak umum pada November 1946. Hal ini yang membuatnya menuai sorotan dari media-media lokal.
Dua tahun berselang setelah ia masuk universitas dan mengaku buta akan persoalan politik, Fidel bergabung dengan Partido Ortodoxo atau Partai Rakyat Kuba-Ortodoks. Segala aktivisme yang dilakukannya mampu mengeluarkannya dari kebutaan terhadap politik.
Perjuangan politik pria yang juga di juluki El Comandante ini tidak berhenti ketika pada masa kuliah saja, Fidel pernah melakukan pergerakan untuk menyerang barak militer yang berada di Santiago de Cuba, Barak Moncada. Walaupun mengalami kegagalan dalam operasi, peristiwa ini menjadi representasi kemarahan publik pada rezim Jenderal Fulgencio Batista. Batista yang awalnya Kepala Angkatan Bersenjata melakukan kudeta pada 1933 dan menjalankan roda pemerintahan Kuba.
Puncak dari pertikaian ini terjadi dalam kurun waktu 1956-1959 ketika Fidel melakukan gencatan senjata dengan militer Kuba yang berawal dari gerilya di Pegunungan Sierra Maestra. Pada masa ini pula Fidel bersama pasukannya berhasil menumpas angkatan darat Batista.
Dalam peperangan ini Fidel Castro dibantu Che Guevara dan Camilo Cienfuegos. Pada 2 Januari 1959, Fidel memasuki daerah Santiago dan melakukan pidato soal perang kemerdekaan. Peristiwa ini juga menjadi penanda terhadap Revolusi Kuba. Tokoh ini meninggal pada usia 90 tahun, Sabtu, 26 November 2016.
GERIN RIO PRANATA