TEMPO.CO, - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in merombak besar-besaran kabinet usai partainya gagal menang di Pilkada Seoul dan Busan. Reshuffle ini turut menyasar Perdana Menteri Chung Sye-kyun.
Moon menunjuk Kim Boo-kyum, mantan menteri dalam negeri dan anggota parlemen empat periode, untuk menggantikan Chung Sye-kyun sebagai perdana menteri. Ia menominasikan pula menteri baru di bidang pertanahan, industri, perikanan, perburuhan, serta sains dan teknologi, seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 17 April 2021.
Keenam kandidat akan dimintai konfirmasi dari parlemen, meskipun anggota dewan tidak memiliki kekuatan untuk menghalangi penunjukan jika presiden melanjutkan dengan pengangkatan formal.
Perombakan itu terjadi sekitar sepekan setelah Partai Demokrat, partai asal Moon, kalah dalam pemilihan wali kota Seoul dan Busan. Kekalahan ini imbas dari merebaknya skandal pelecehan seksual, meroketnya harga perumahan, tingginya angka kesenjangan, dan suramnya hubungan dengan Korea Utara.
Di Pilkada Seoul, Partai Rakyat Berkuasa yang mengusung Oh Se-hoon mendapatkan 57,5 persen suara dari total 8,4 juta suara pemilih yang masuk. Sedangkan Partai Demokrat yang mengusung Park Young-sun hanya mendapatkan 39,2 persen suara.
Sementara di Busan, Partai Rakyat Berkuasa yang mengusung Park Hyung-joon mendapat 62,7 persen suara. Dia mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Kim Young-choon, yang harus puas dengan 34,4 persen suara.
Kekalahan partai penguasa di pilkada dinilai bisa berdampak signifikan bagi Moon jelang pemilihan presiden 9 Maret 2022. Pasalnya Pilkada kali ini dianggap ujian jelang pilpres Korea Selatan atau Korsel. Terlebih popularitas Presiden Moon dan Partai Demokrat terus menurun hingga ke rekor terendah dalam beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Partai Pengusung Presiden Moon Jae-in Kalah di Pemilu Daerah
Sumber: CHANNEL NEWS ASIA