TEMPO.CO, Jakarta - Menteri luar negeri Turki dan Yunani adu argumen secara terbuka pada Kamis saat konferensi pers bersama di Ankara.
Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias bertemu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, dalam kunjungan bilateral pertamanya sejak ketegangan berbulan-bulan atas sengketa wilayah di Mediterania timur.
Namun suasana yang awalnya ramah pada penampilan media setelah pertemuan berubah menjadi tegang karena Dendias mengatakan pelanggaran kedaulatan Yunani akan ditanggapi dengan sanksi.
Cavusoglu membalas komentar Dendias dan "tidak dapat diterima".
"Anda datang ke sini, dan mencoba menuduh Turki, untuk memberikan pesan kepada negara Anda. Tidak mungkin saya menerima ini," kata Cavusoglu.
Dikutip dari Reuters, 16 April 2021, konferensi pers dimulai dengan agenda baru untuk mengatur ulang hubungan diplomatik dua negara, tetapi kemudian menlu Yunani menuduh Turki berulang kali mengirim pesawat ke wilayahnya.
"Posisi Yunani jelas. Turki telah melanggar hukum internasional dan hukum maritim di Laut Aegea dan Mediterania timur," kata Dendias.
Mevlut Cavusoglu menolak tuduhan itu, dengan mengatakan Turki tidak melanggar kedaulatan Yunani dalam eksplorasi dan pengeboran migas. Sebaliknya, Cavusoglu menuduh Yunani mendorong kembali para migran di Laut Aegea.
"Ketika kita saling tuduh, kita harus saling memberi tahu. Jika Anda ingin melanjutkan argumen, ketegangan ini, Anda dapat (dan) kami akan melakukannya juga," kata Cavusoglu.
Namun kedua belah pihak mengatakan mereka ingin menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog.
Turki dan Yunani adalah sekutu di NATO tetapi berselisih tentang banyak masalah, seperti persaingan klaim atas sengketa perbatasan di Mediterania, kedaulatan udara, sumber daya energi, Siprus yang terbagi secara etnis, dan status beberapa pulau di Laut Aegea.
Ketegangan dengan Yunani memanas tahun lalu ketika Turki mengirim kapal pengeboran minyak dan gas ke perairan Mediterania yang diperebutkan, tetapi sedikit mereda setelah Turki menarik kapal itu dan keduanya melanjutkan pembicaraan bilateral setelah jeda lima tahun.
Baca juga: Turki Mengerahkan Kapal Riset Oruc Reis, Yunani Meradang
REUTERS