TEMPO.CO, Jakarta - Sara Duterte-Carpio, 42 tahun, memastikan tidak akan mencalonkan diri sebagai Presiden Filipina pada pemilu tahun depan, menggantikan ayahnya Rodrigo Duterte. Menurut Sara, ayahnya berpesan bahwa presiden bukan pekerjaan untuk perempuan.
Pernyataan itu disampaikan Sara saat beberapa pihak mencoba meyakinkannya untuk melanjutkan kepemimpinan ayahnya memimpin Filipina. Pemerintahan Duterte dikenal tanpa pandang bulu memerangi peredaran narkoba.
Sara Duterte, kiri, digadang-gadang akan menjadi penerus karir politik ayahnya, Presiden Rodrigo Dutere. Sumber: Reuters
Ribuan orang tewas dalam perang melawan narkoba yang dilancarkan Duterte. Di bawah pemerintahannya pula, Filipina membangun hubungan yang lebih dekat dengan Cina, ketimbang dengan Amerika Serikat.
“Hanya masyarakat yang akan membuatnya mencalonkan diri,” kata Mar Masanguid, politikus yang mendorong Sara maju sebagai Presiden Filipina.
Sara dikenal sebagai sosok yang membumi seperti ayahnya. Sara adalah ibu dengan tiga anak yang suka mengendarai motor gede.
Hasil sejumlah jajak pendapat memperlihatkan dia masuk dalam daftar potensial sebagai calon presiden Filipina. Masa jabatan seorang presiden di Filipina adalah enam tahun. Itu artinya, Duterte harus meninggalkan jabatan sebagai orang nomor satu di Filipina pada 2022.
Akan tetapi dalam wawancara dengan Reuters, Sara mengaku sudah berfikir baik-baik dan memutuskan untuk tidak memperpanjang dinasti politik keluarga Duterte setelah ayahnya sukses menjadi Wali Kota Davao.
“Sebelum mengambil keputusan untuk tidak mencalonkan diri sebagai presiden, saya membuat daftar : mengapa harus maju dan mengapa tidak harus maju (jadi presiden),” kata Sara, yang mengaku tidak memberikan alasan pada ayahnya perihal keputusannya itu.
Baca juga: Presiden Filipina Rodrigo Duterte Muncul ke Publik Setelah Absen Dua Pekan
Sumber: Reuters