TEMPO.CO, Jakarta - Australia akan mempertimbangkan membuka kembali perbatasan internasionalnya secara bertahap untuk memungkinkan penduduk yang telah divaksinasi penuh terhadap COVID-19 bepergian ke luar negeri terlebih dahulu, kata Perdana Menteri Scott Morrison pada Kamis.
Warga negara dan penduduk tetap Australia tidak dapat keluar negeri karena pembatasan virus corona kecuali ada izin khusus, sementara pelancong internasional yang kembali harus karantina di hotel selama dua minggu dengan biaya sendiri.
"Tujuan pertama yang saya pikirkan adalah untuk memungkinkan warga Australia yang divaksinasi agar dapat bepergian, terutama untuk tujuan penting," kata Morrison dalam forum komunitas di Perth, dikutip dari Reuters, 16 April 2021.
Di bawah sistem seperti itu, Morrison mengatakan orang yang divaksinasi dapat bepergian ke luar negeri untuk urusan bisnis dan keadaan darurat pribadi, dan karantina di rumah setelah kembali ke negara itu.
Orang-orang mengantre di klinik pengujian penyakit virus corona (COVID-19) di Rumah Sakit Mona Vale setelah wabah baru corona terdeteksi di daerah Pantai Utara Sydney, Australia, 18 Desember 2020. [REUTERS / Loren Elliott]
Setiap pembukaan kembali perbatasan sebagian "masih jauh" dan tidak akan terjadi sebelum orang yang rentan divaksinasi, karena pelancong yang kembali dapat membawa setidaknya 1.000 kasus baru seminggu ke Australia, yang saat ini hampir tidak ada penularan dalam negeri, kata Morrison secara terpisah mengatakan kepada stasiun radio 6PR Perth.
Sementara gelembung perjalanan antara Australia dan Selandia Baru akan dibuka pada Senin.
Setiap pelonggaran lebih lanjut dari pembatasan perjalanan kemungkinan besar akan bergantung pada kecepatan peluncuran vaksinasi Australia, yang telah meleset dari target awalnya sebagian karena pasokan internasional yang tidak merata dan saran medis yang berubah.
Hanya 1,36 juta total dosis yang diberikan pada Rabu, jauh di belakang 4 juta yang dijanjikan pada akhir Maret. Tetapi kemampuan Australia mengendalikan wabah di dalam perbatasannya memberi keunggulan untuk tidak terburu-buru meluncurkan vaksinasi.
Australia menutup perbatasan internasionalnya untuk non-warga negara dan penduduk tetap pada Maret tahun lalu, membantu menghindari tingginya angka virus corona di negara maju lainnya. Australia sejauh ini telah melaporkan lebih dari 29.400 kasus Covid-19 dan 910 kematian.
Baca juga: Australia Pertama Kali Tunjuk Perempuan untuk Jadi Duta Besar di Indonesia
REUTERS